Babi guling begitu terkenal di Bali. Rasanya juga sangat enak. Untuk kamu yang non Muslim dan gemar mencicipi babi guling jika liburan di Bali, kamu kudu tahu soal sejarahnya, nih.
Awalnya hanya untuk sesaji
Ummat Hindu di Bali menggunakan daging babi guling sebagai bahan sesaji atau sarana upacara. Soalnya, babi guling melambangkan kesuburan dan kemakmuran. Namun, karena adanya perkembangan zaman, pertambahan penduduk, dan kebutuhan pangan yang semakin meningkat, babi guling pun mulai menjadi konsumsi masyarakat.
Orang-orang juga menganggap babi guling sebagai pangan berkomoditas tinggi. Karena, sudah banyak pedagang yang meningkatkan taraf ekonomi dengan berdagang babi guling. Wisatawan yang datang ke Bali, kerap memburu babi guling sebagai kuliner favorit mereka.
Ada cara untuk memasaknya
Membunuh babi yang akan dimasak menjadi babi guling tidak dilakukan dengan asal-asalan. Tapi, dilakukan dengan menusuk tenggorokan babi menggunakan golok tajam dan menembus tubuh bagian bawahnya, lalu darahnya akan mengalir deras dan ditampung di sebuah wadah lalu dijadikan lawar. Lawar merupakan campuran sayuran dan daging cincang yang dibumbui secara merata. Darah yang terdapat pada daging turut memberikan rasa nikmat. jika didiamkan di udara, lawar hanya bertahan selama setengah hari.
Diguling makin lama makin nikmat
Kawasan di Bali yang paling banyak babi gulingnya adalah Gianyar. Di sana rata-rata para pedagang bisa mengguling babi hingga 5 jam di atas arang. Tidak heran jika kelezatannya makin terasa dan dagingnya lebih empuk.
Pengin makan babi guling langsung di Bali? Ayo pesan tiket pesawat dan hotel murah di Bali lewat Pegipegi! Selamat liburan!
pesan tiket pesawat murah ke bali cari hotel murah di bali
Foto: Shutterstock
Agar transaksi lebih mudah dan murah, yuk, instal aplikasi Pegipegi lewat Google Play atau App Store!