Sejak era pemerintahan Presiden RI, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), tradisi dan budaya umat Tionghoa mulai diberi tempat dan diakui publik. Tentu saja, saat perayaan Imlek yang ke-2567 di Indonesia, salah satunya di Bali, terasa sangat meriah. Yang unik, ada sentuhan adat Bali yang kental terasa di setiap ritual dan sudut-sudut vihara. Nggak percaya? Simak cerita pegipegi yang langsung datang ke Vihara Dharmayana, di jalan Blambangan, Kuta, Bali.
Begitu masuk gerbang Vihara Dharmayana disambut sajen khas Bali berisi dupa, buah, bunga-bungaan, permen, dan teh.
Megahnya gerbang vihara berhias lampion dengan warna merah menyala.
‘Pasukan’ lilin yang tingginya setara orang dewasa. Hmm, kalau dinyalakan kapan habisnya, ya?
Meja pemujaan untuk sembahyang yang diisi dengan patung Buddha, aneka sajen, dan tempat menancapkan dupa.
Masuk ke dalam tempat persembahyangan, ada meja pemujaan besar yang diisi dengan lebih banyak sajen, lilin-lilin besar, dan patung dewa-dewi. Mulai dari dewi Kwan Im, sampai Buddha berada dalam satu ruangan.
Di tahun baru Imlek kali ini, dipercaya ada beberapa shio yang berbenturan dengan Kera Api yaitu shio Macan (1950, 1974, 2010), shio Ular (1965 dan 2001), shio Babi (1983), dan shio Kera (1992). Untuk menghindari hal negatif yang dapat terjadi, maka orang dengan shio-shio tersebut disarankan menjaga kesehatan dan manajemen keuangan, serta sembahyang Ci-Suak dengan membakar kertas persembahyangan yang ditulis namanya, shio dan tahun lahir. Sembahyang ini bisa dilakukan sepanjang 16-22 Februari 2016.
Tengoklah ke atap vihara, dan nikmati cahaya lampion yang berpadu indah dengan sinar lilin.
Cantiknya Vihara Dharmayana di malam hari dengan aneka pendar cahaya yang menambah semarak malam perayaan Imlek.
Tiket Pesawat ke Bali    Hotel Murah di Bali