Pantai Utara Jawa atau Pantura sangat popular di kalangan wisatawan yang traveling menggunakan bus. Selain banyak destinasi wisata bahari, Pantura juga memiliki spot wisata yang mistis, lho. Salah satu yang paling terkenal adalah Alas Roban.
Terletak di lingkar Kecamatan Grising, Batang, Alas Roban merupakan sebuah jalur yang menghubungkan kota Pekalongan dengan Semarang. Jalur ini membelah sebuah bukit bernama Sri Gunung yang memiliki hutan jati cukup lebat.
Meski diliputi hutan, Alas Roban berada di dekat jalur pantai. Nggak heran kalau masyarakat sekitar menamai jalur ini dengan Alas Robann yang bermula dari kata ‘rob’, berarti air laut yang naik. Ketika hujan, kawasan hutan ini rentan terendam air, baik yang datang dari atas maupun laut.
Dengan kontur naik dan turun, jalur ini memiliki jalan curam dan berkelok yang ekstrem, dengan luas hanya dua mobil saja. Dengan panjang mencapai 54 kilometer, dibutuhkan keahlian mengemudi yang handal dan tingkat kehati-hatian tinggi untuk menaklukkan Alas Roban.
Saking ekstremnya, banyak kendaraan yang kerap berhenti mendadak karena mati mesin atau mengalami terbakarnya kampas rem dan kopling. Selain itu, kecelakaan juga sering terjadi karena kondisi kendaraan yang nggak prima maupun sang supir yang nggak mampu menguasai medan. Tingginya angka kecelakaan hutan yang masuk wilayah Batang dan Kendal ini membuat Alas Roban kerap dijuluki jalur tengkorak.
Karena masalah tersebut, Pemerintah Kabupaten Kendal memutuskan untuk menambah beberapa jalur baru yang bisa dilewati para pengemudi. Seperti Jalan Poncowati atau Jalan Sentul Alas Roban (jalur lama), jalur lingkar selatan, dan jalur utara (Jalur Pantura). Jalur lama biasanya banyak dilewati truk gandeng dan bus. Jalur selatan juga dilewati truk besar, sedangkan jalur utara kendaraan pribadi dan roda dua.
Nah, nggak cuma soal kondisi jalan yang ekstrem. Alas Roban juga banyak menyimpan cerita mistis. Mulai dari cerita soal manusia berkepala anjing hingga spot pembuangan mayat pada zaman orde baru silam membuat bulu kuduk siapapun yang melintas berdiri.
Makin seram karena faktanya Alas Roban merupakan rimba jati yang menjadi saksi proyek ambisius Kolonial Belanda pada masa Pemerintahan Daendels. Banyak korban dari kaum pekerja berjatuhan di sini kala membangun jalan ini.
Namun, jauh sebelum Belanda datang, usaha untuk membuat Alas Roban sudah datang dari masa Pemerintahan Raja Panjang (1587-1588 M), bernama Pangeran Benawa. yang melepaskan jabatannya dan secara diam-diam pergi berkelana ke timur. Ia pergi karena kecewa, ketika Panembahan Senopati mengangkat diri sebagai Raja Mataram dan nggak mau meneruskan takhta Kasultanan Pajang.
Pangeran Benawa memberikan tugas membuka jalur Alas Roban kepada Ki Bahurekso, yang merupakan seorang panglima armada laut kerajaan Mataram. Sebelum akhirnya pengerjaan dilanjutkan oleh Pemerintah Belanda kala itu.
Terlepas dari segala kisah mistis dan kondisi jalan yang ekstrem, Alas Roban nggak pernah kehilangan penggemar, kok. Meskipun Tol Trans Jawa sudah beroperasi, nggak sedikit pengendara, terutama bus yang melewati jalur ini untuk memberikan pengalaman yang berbeda kepada para penumpang.
Apalagi, Alas Roban saat ini sudah tampil lebih baik. Dengan adanya penambahan lampu penerangan di sepanjang jalur dan beberapa rest area yang bisa digunakan pengemudi buat beristirahat.
Selain itu, pemandangan sejuk khas hutan jadi seakan jadi madu yang pas buat kamu yang jenuh dan lelah melakukan perjalanan jauh. Udara di sekitar Alas Roban pun terbilang segar dan kaya oksigen, lho.
Nah, kira-kira tertarik melewati jalur Alas Roban ini?
Agar transaksi kamu lebih murah dan mudah, jangan lupa instal aplikasi Pegipegi lewat Google Play atau App Store, ya!