Berita

Infografik Halal Travel: Peluang dan Tantangan di Dunia Pariwisata

halal travel

Beberapa tahun terakhir, muncul berbagai tren di dunia pariwisata yang turut meningkatkan minat masyarakat untuk bertualang ke destinasi wisata lokal maupun mancanegara. Salah satu tren yang populer belakangan ini adalah halal travel atau wisata halal. Apa itu halal travel?

Halal travel adalah perjalanan dengan tujuan untuk liburan yang dilakukan oleh wisatawan –baik itu muslim maupun non-muslim–, dengan memperhatikan beberapa aspek penting. Mencakup, kondisi dari tempat wisata yang didukung dengan fasilitas beribadah, adanya hotel yang menerapkan nilai-nilai syariah, memberikan kemudahan untuk bertransaksi dengan prinsip syariah, hingga menyediakan makanan dan minuman yang terjamin halal.

Meskipun halal travel cenderung mengedepankan nilai-nilai syariah, Kementerian Agama Republik Indonesia mengklaim bahwa halal travel bukanlah upaya islamisasi wisata. Wisata halal hampir sama dengan wisata biasa. Bersifat universal sehingga dapat dilakukan oleh semua kalangan masyarakat. Hanya saja, pengelolaan dari suatu tempat wisata menjadi hal yang lebih diutamakan.

Jadi singkatnya, halal travel bukan konsep wisata yang eksklusif. Bahkan, ini telah menjadi tren di sejumlah negara –termasuk negara sekuler– seperti Tiongkok, Korea, Jepang, Brazil, dan Filipina. Penggunaan istilahnya saja yang berbeda. Banyak yang menyebutnya sebagai halal travel, ada juga yang mengatakan halal tourism atau halal friendly tourism.

Seiring semakin dikenalnya istilah halal travel –bahkan menjadi tren di kalangan pelancong– kemungkinan besar memunculkan pertanyaan terkait peluang dan tantangan wisata halal di dunia pariwisata. Untuk mengetahuinya lebih lanjut sekaligus menambah wawasan tentang perkembangan halal travel, mari simak infografik berikut!

Peluang Halal Travel bagi Sektor Pariwisata

potensi peluang halal travel
Sumber: Pegipegi

Dalam berbagai penelitian, tren halal travel turut mendongkrak kiprah industri pariwisata. Hal ini menciptakan fakta bahwa untuk menarik minat dan menguatkan keyakinan wisatawan, para penyedia layanan wisata perlu memperhatikan aspek kehalalan dari suatu produk atau layanan yang dipasarkan. Juga, merancang pesan pemasaran khusus untuk menarik animo wisatawan muslim dan non-muslim.

Minat yang meningkat pada konsep wisata halal ini juga tidak terlepas dari pertumbuhan populasi muslim di seluruh dunia. Menurut studi yang dilakukan oleh Onni Meirezaldi dalam paper berjudul “Halal Tourism Industry in Indonesia: The Opportunities and Challenges”, popularitas wisata halal menjadi industri yang menjanjikan. Tidak hanya bagi penyedia jasa atau produk travel, tapi juga bagi para pembuat kebijakan dan pemangku kepentingan.

Mengingat, pariwisata merupakan salah satu komponen penting dalam perekonomian suatu negara. Di Indonesia sendiri, sektor pariwisata termasuk penyumbang pendapatan nasional terbanyak setelah minyak dan gas bumi (migas), arang, dan kelapa sawit. Maka dari itu, sektor pariwisata harus terus didukung dengan infrastruktur, transportasi, dan akomodasi yang memadai.

Dengan tujuan yang lebih luas untuk masyarakat, sektor pemerintahan mulai merambah industri halal travel. Seperti, menghadirkan layanan baru di hotel ternama yang memfasilitasi kebutuhan wisatawan muslim agar dapat menikmati berbagai atraksi hiburan sambil tetap mematuhi prinsip syariah. Paket wisata pun dirancang khusus untuk memenuhi tren halal travel tersebut.

Pemerintah Indonesia telah menetapkan regulasi dalam mendukung pengembangan wisata halal yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan. Pada pasal 3 disebutkan bahwa “Urusan kepariwisataan harus bertujuan untuk memenuhi kebutuhan jasmani, rohani, dan intelektual setiap wisatawan”. Lalu, dalam pasal 5 diatur bahwa “Kepariwisataan harus menjunjung tinggi norma-norma agama dan nilai-nilai budaya dalam keseimbangan hubungan manusia dan Tuhan Yang Maha Esa.”

Indonesia juga memiliki peraturan khusus tentang hotel yang memenuhi kriteria syariah. Melalui peraturan itu, pemerintah mengakui kebutuhan religius wisatawan serta mewajibkan mereka untuk saling menghormati dan menghargai budaya lokal maupun agama yang ada di Indonesia.

Terkait dengan sumber daya manusia, mayoritas penduduk di Indonesia adalah muslim. Ini menjadi keistimewaan Indonesia dalam mengembangkan halal travel, karena sebagian besar masyarakat memiliki pengetahuan yang baik akan kebutuhan wisatawan muslim.

Merangkum Katadata.co.id dan berbagai sumber, ada beberapa kebutuhan yang menjadi perhatian wisatawan muslim. Terbagi dalam tiga kelompok, antara lain:

  • Kebutuhan wajib: kuliner halal, tempat makan dengan logo dan sertifikasi halal yang jelas, fasilitas untuk melaksanakan ibadah lima waktu.
  • Kebutuhan yang sebaiknya ada: toilet yang bersih dan menggunakan air, fasilitas dan layanan selama bulan Ramadan, serta penginapan berbasis syariah.
  • Kebutuhan yang akan lebih baik jika ada: fasilitas rekreasi (terpisah antara laki-laki dan perempuan), serta tidak ada aktivitas non-halal (alkohol, judi, dan sejenisnya).

Tantangan Halal Travel bagi Sektor Pariwisata

hambatan tantangan halal travel
Sumber: Pegipegi

Di samping peluang yang muncul dari tren halal travel, kita juga perlu mengetahui tantangan yang dihadapi dalam upaya keberlanjutan halal travel, terutama di Indonesia. Dua hal yang menjadi fokus perhatian banyak kalangan, yaitu persaingan dengan negara-negara Islam lainnya –dari segi daya tarik tempat wisata dan infrastruktur pariwisata yang lebih maju– dan sertifikat halal di sejumlah gerai makanan –khususnya street food dan warung makan kaki lima yang banyak diminati wisatawan–.

Selain itu, ada beberapa tantangan lain yang menjadi penghambat dalam pengembangan halal travel, baik di Indonesia maupun negara-negara muslim di dunia, antara lain:

  • Masih minimnya pengetahuan warga lokal tentang wisata halal dan kebutuhan ‘halal’ yang diinginkan wisatawan.
  • Persentase sertifikasi halal untuk produk dan layanan pariwisata masih kecil.
  • Kurangnya pemanfaatan teknologi untuk pemasaran dan promosi.
  • Kesulitan akses bagi para pelaku industri pariwisata di kelas kecil hingga menengah.
  • Keterbatasan modal untuk pengembangan tempat wisata halal dan keahlian secara teknis.
  • Peluang untuk mengakses pasar regional yang lebih luas hingga global masih kecil.
  • Kolaborasi terbatas antara pemangku kepentingan, pemerintah, dan masyarakat.
  • Tidak semua kepala daerah memahami konsep wisata halal.
  • Branding yang ingin dibangun untuk pengembangan halal travel masih belum jelas.
  • Paket wisata halal belum tersedia di semua penyedia layanan atau jasa travel.
  • Infrastruktur dan akses menuju kawasan destinasi wisata masih minim.

Melihat tantangan itu, harapannya kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat –terutama yang berperan sebagai pelaku industri pariwisata– dapat lebih ditingkatkan sebagai bentuk komitmen dalam mengembangkan wisata halal. Begitu juga dengan kebijakan, alokasi anggaran, strategi pemasaran, promosi, dan media, serta kapasitas sumber daya alam dan manusia dapat dimaksimalkan.

Sumber: Pegipegi

Dari penjelasan di atas, secara garis besar dapat disimpulkan bahwa tren halal travel  memiliki potensi yang besar bagi sektor pariwisata. Semoga ulasan kali ini dapat menambah insight kamu ya, SobiPegi.

Buat kamu yang sudah merencanakan perjalanan pada momen liburan mendatang, siapkan detail itinerary dari jauh-jauh hari. Pesan tiket pesawat, tiket kereta, tiket bus & travel, dan hotel promo hanya di Pegipegi.

PESAN TIKET PESAWAT PESAN TIKET KERETA PESAN TIKET BUS PESAN HOTEL PROMO

Agar transaksi kamu lebih murah dan mudah, jangan lupa install aplikasi Pegipegi lewat Google Play atau App Store, ya!

google-play
apps-store

FOTO UTAMA: ILUSTRASI (PEXELS/ KADER NAMUSLU)

Comments

To Top
%d bloggers like this: