Berita

Infografik Gaya Traveling Milenial dan Gen-Z: Bebas, Lokalitas, Berciri Khas

kebiasaan traveling milenial gen-z

Beberapa tahun terakhir, kaum milenial dan generasi Z seakan ‘mengambil alih’ dunia pariwisata dengan lebih sering bepergian ke berbagai tempat, baik itu mengeksplorasi destinasi lokal maupun menjajal wisata baru di luar negeri. Terlebih, dengan adanya media sosial -seperti Instagram- saat ini, memungkinkan mereka menciptakan personal branding sebagai pribadi yang senang traveling. Adalah suatu privilege tersendiri ketika mampu terbang ke mana saja -baik sendiri maupun bersama rekan perjalanan-.

Namun dibalik itu, tahukah SobiPegi, bahwa setiap generasi memiliki gaya atau kebiasaan traveling berbeda-beda, tak terkecuali pada milenial dan gen-Z? Jika generasi sebelumnya yaitu baby boomers dan gen-X suka dengan perjalanan terencana yang dipersiapkan jauh-jauh hari, maka hal tersebut berbanding terbalik dengan dua generasi setelahnya.

Sumber: Pegipegi

Sebagai informasi, pengelompokan generasi ini dilihat dari usia yang dihitung berdasarkan tahun lahir. Merangkum dari berbagai sumber, Baby Boomers adalah orang-orang yang lahir pada tahun 1946-1964. Dilanjutkan X-Generation dimulai dari tahun 1965 sampai 1980. Menyusul Y-Generation atau populer disebut Millenials adalah mereka dengan tahun lahir 1981-1996. Terakhir, Z-Generation yang lahir tahun 1997 sampai 2012.

Benarkah Milenial dan Gen-Z Penikmat Solo Traveling?

kebiasaan traveling milenial dan gen-z
Sumber: Pegipegi

Istilah solo traveling begitu dekat dengan kaum muda-mudi. Sesuai artinya, tipe perjalanan ini tidak melibatkan orang lain alias bepergian seorang diri. Ada banyak alasan masuk akal kenapa seseorang perlu merasakan solo traveling, setidaknya sekali seumur hidup. Di antaranya, belajar untuk keluar dari zona nyaman, melepas penat dan stres menumpuk, menemukan kedamaian dalam diri, momen me-time, mengasah kepercayaan diri, serta menambah wawasan, inisiatif, dan koneksi selama perjalanan.

Bicara tentang solo traveling, rupanya hal ini menjadi kebiasaan milenial saat bertualang. Menurut data dari Millennials Travel Statistics and Trends 2020-2021, hampir 60 persen kalangan milenial yang belum berkeluarga -26 persen di antaranya adalah perempuan- suka solo traveling dan 58 persen bersama rombongan teman-teman. Bagi milenial yang sudah berkeluarga, sebanyak 44 persen memilih pergi dengan anak-anak mereka, 25 persen berlibur bersama keluarga ke luar negeri, dan sisanya lebih tertarik quality time di dekat rumah.

Trip Planning versi Milenial dan Gen-Z

kebiasaan traveling milenial dan gen-z
Sumber: Pegipegi

Melansir artikel Over 60 Millennial Travel Statistics (2022), kenyataannya milenial dan gen-Z lebih memilih untuk fokus pada pengalaman yang terasa otentik dan kental akan nilai budaya warisan. Dalam hal memilih destinasi, mereka cenderung menggunakan media sosial dan mempercayai kata-kata influencer guna mengumpulkan informasi lebih banyak daripada iklan konvensional. Mereka juga lebih suka merencanakan perjalanan secara mandiri.

Dari data Millennials Travel Statistics and Trends 2020-2021, sebanyak 86 persen kaum milenial bepergian untuk mendapatkan pengalaman budaya baru, 44 persen memandang traveling untuk bersenang-senang, 28 persen ingin merasakan serunya berburu barang-barang khas dari destinasi baru -terutama luar negeri-, dan sekitar 76 persen berwisata untuk mengedukasi diri termasuk mengetahui seluk-beluk sejarah suatu tempat. Ini membuktikan bahwa mengunjungi destinasi wisata yang memiliki nilai sejarah atau budaya tinggi merupakan bagian terpenting dari keseluruhan perjalanan.

Untuk memesan jasa atau produk travel, sebanyak 66 persen milenial memanfaatkan smartphone. Namun, selama dua tahun terakhir -akibat pandemi COVID-19- perencanaan perjalanan melalui online travel agent (OTA) mengalami penurunan drastis. Kondisi dunia yang belum pulih seutuhnya mendorong inisiatif generasi muda yang rindu berkelana untuk merancang itinerary perjalanan mereka sendiri.

kebiasaan traveling milenial dan gen-z
Sumber: Pegipegi

Di satu sisi, waktu yang paling banyak dipilih untuk traveling yaitu saat weekend sebesar 69 persen, mengingat mayoritas milenial dan gen-Z bekerja pada hari-hari biasa. Menariknya, meski bukan tipikal perencana perjalanan yang andal dan detail, kaum milenial ternyata mampu melakukan 5-7 perjalanan per tahun dibanding gen-Z (4 kali per tahun), gen-X (4 kali per tahun), dan baby boomers (3-4 kali per tahun).

Selain itu, sebagaimana disebutkan di awal bahwa kedekatan milenial dengan media sosial hampir tidak dapat terpisahkan. Ini juga berlaku dalam hal travel habbit mereka. Terbukti, 97 persen milenial akan membagikan dokumentasi perjalanannya di media sosial dengan intensitas 2-3 kali posting dalam sehari.

Tipe Akomodasi yang Dipilih

milenial dan gen-z travel habbit
Sumber: Pegipegi

Soal akomodasi untuk bermalam, bagi milenial dan gen-Z bukan menjadi hal prioritas. Alih-alih menginap di hotel atau resort mewah, mereka justru memilih berbaur langsung dengan alam alias berkemah. Sebagian milenial mempertimbangkan ketersediaan Wi-Fi atau jaringan internet stabil meski menginap di akomodasi sederhana. Suasana itu menawarkan pengalaman menantang dan terasa kebaruannya. Hal-hal tersebut menjadi poin penting dalam catatan traveling ala milenial dan gen-Z.

Jika gen-X dan boomer lebih setia pada tempat dan pengalaman sembari bernostalgia, seperti memilih hotel atau restoran yang sama saat pertama kali mengunjungi kota tertentu sekian tahun lalu, hal ini jauh dari perspektif milenial dan gen-Z.

Berdasarkan hasil survei American Multi-Generational Travel Trends dari Expedia Group, milenial biasanya tidak tertarik mengulang tipe perjalanan yang sama. Mereka ingin bervariasi. Pola pikir ini didukung kesadaran tinggi akan budget minim. Tidak muluk-muluk, berbelanja oleh-oleh bukan hal yang menjadi prioritas. Bisa melanglang buana tanpa menguras kantong saja sudah amat melegakan.

Demi menekan pengeluaran, milenial tak segan-segan berburu promo atau diskon dari berbagai platform. Di satu sisi, gen-Z yang terbilang remaja dini, kebanyakan masih menggantungkan biaya bepergian dari dana orang tua. Walau begitu, travel habbit gen-Z tak jauh berbeda dengan milenial. Soal kenyamanan dan kemewahan kerap dinomorduakan.

Survei tersebut juga menunjukkan bahwa milenial paling sering traveling daripada generasi lainnya, tetapi dengan durasi perjalanan yang lebih singkat. Saat berlibur, mereka lebih suka lokasi pantai. Sebanyak 61 persen milenial mengaku sangat suka berlayar naik kapal pesiar menjelajah laut. Lalu, satu lagi hal menarik bahwa dilihat dari gaya traveling-nya, gen-Z tercatat sebagai generasi paling berani melakukan perjalanan sangat jauh, bahkan sampai ke pedalaman dibanding generasi yang lain.

Destinasi Domestik-Internasional Pilihan Milenial

milenial dan gen-z travel habbit
Sumber: Pegipegi

Selain tertarik dengan pesona hidden gem -bahkan yang terbilang masih sepi pengunjung-, setiap tahun, milenial dan gen-Z menyusun tempat-tempat favorit yang dinilai memiliki ‘taste’ unik untuk dikunjungi. Perusahaan riset, YPulse, merilis daftar 20 Tempat Teratas yang Ingin Dikunjungi Gen Z dan Milenial Tahun 2021. Adapun posisi teratas 10 destinasi internasional, meliputi Jepang, Prancis, Hawaii, Italia, Florida, United Kingdom, California, Meksiko, Bahama, dan Irlandia. Survei serupa yang dilakukan situs travel lainnya mengonfirmasi bahwa sebagian besar generasi milenial ingin bepergian ke tujuan yang menarik dan eksotis, termasuk Maroko, Portugal, Indonesia, dan Turki.

Sementara, untuk destinasi domestik favorit, Pegipegi merangkumnya berdasarkan Travel Report Pegipegi 2021. Ada lima kota yang paling banyak dipilih, yaitu Jakarta, Surabaya, Medan, Makassar, dan Bali. Kota-kota besar tersebut ramai pengunjung dan memiliki beragam destinasi menarik di dalamnya. Selain itu, ada juga Solo, Yogyakarta, dan Semarang yang banyak dipilih para budget travelers karena memiliki Average Daily Rate (ADR) atau rata-rata harga harian mulai dari Rp100.000-an per malam. Menurut laporan internal Pegipegi, pemilihan destinasi tertentu dilihat dari beberapa faktor. Di antaranya, fasilitas dan infrastruktur memadai, protokol kesehatan ketat, serta variasi wisata alam dan budaya beragam.

Dari penjelasan di atas, secara garis besar dapat disimpulkan bahwa gaya traveling dari satu generasi ke generasi lainnya ternyata berbeda. Mulai dari baby boomers, gen-X, milenial, dan gen-Z. Kalau SobiPegi sendiri masuk kriteria yang mana, nih? Semoga ulasan kali ini dapat menambah insight kamu, ya.

milenial dan gen-z traveling habbit
Sumber: Pegipegi

Buat kamu yang sudah merencanakan perjalanan pada momen liburan mendatang, siapkan detail itinerary dari jauh-jauh hari. Pesan tiket pesawat, tiket kereta, tiket bus & travel, dan hotel promo hanya di Pegipegi. 

PESAN TIKET PESAWAT PESAN TIKET KERETA PESAN TIKET BUS & TRAVEL PESAN HOTEL PROMO

Agar transaksi kamu lebih murah dan mudah, jangan lupa install aplikasi Pegipegi lewat Google Play atau App Store, ya!

google-play
apps-store

FOTO UTAMA: ILUSTRASI (UNSPLASH/ TUDOR BACIU)

Comments

To Top
%d bloggers like this: