Kuliner

Filosofi Dibalik Ketupat & Opor, Kuliner Wajib saat Lebaran

filosofi ketupat dan opor

Ketupat dan opor ayam, merupakan dua hidangan wajib yang nggak pernah absen dari meja makan saat Lebaran. Selain sebagai menu santapan khas Hari Raya, ternyata kombinasi ‘ketupat dan opor’ juga menyimpan arti filosofis yang menarik untuk ditelusuri, loh. 

Penasaran? Simak ulasannya berikut ini, yuk!

Ketupat Lambang Kesucian Hati

filosofi ketupat dan opor

Bukan sekadar pengganti nasi, ketupat ternyata juga memiliki arti filosofis mendalam yang erat dengan nilai budaya. 

Banyak ahli mengatakan bahwa ketupat adalah lambang dari kesucian. Hal itu dikarenakan ketupat memiliki isi berwarna putih. Selain itu, ketupat juga dipercaya sebagai simbolisasi dari berakhirnya bulan puasa dan memasuki hari kemenangan atau Lebaran. 

Sedangkan ketupat dalam bahasa Jawa merupakan sebuah frasa dari ngaku lepat atau mengaku salah. Jadi, makanlah ketupat sambil ngaku lepat. Pas banget kan untuk disantap saat Idulfitri, momen di mana kita saling mengucap maaf dan memaafkan.

Anyaman Dimaknai sebagai Kesalahan

Nggak hanya ketupat, rumitnya anyaman ketupat pun dimaknai sebagai kesalahan-kesalahan yang diperbuat oleh manusia. Saat hari kemenangan tiba, anyaman kesalahan tersebut diluruskan sehingga hanya kesucian yang muncul di permukaan. 

Pendapat lain mengatakan, bahwa anyaman juga bisa bermakna anjuran bagi seseorang untuk merekatkan tali silaturahmi tanpa melihat perbedaan. Jadi, nggak heran jika momen Lebaran identik dengan berkumpulnya kembali sanak saudara yang merantau atau bersilaturahmi usai setahun penuh beraktivitas.

Opor Ajarkan Konsep Kehidupan 

filosofi ketupat dan opor

Opor sejatinya adalah makanan asimilasi dari kerajaan Mughal, India. Sajian tersebut bernama Qorma, bahasa Urdu yang artinya memasak daging dengan menggunakan yoghurt atau susu. Di Indonesia, sajian tersebut diadaptasi dengan menggunakan santan.

Seperti ketupat, sajian ayam rebus yang diberi bumbu kental dari santan dan ditambah berbagai bumbu seperti serai, kencur, dan banyak lagi lainnya ini, atau yang dalam budaya Jawa disebut opor, berasal dari ajaran konsep kehidupan yaitu apura-ingapura atau ngapuro yang berarti maaf-memaafkan.

Jadi, jika ditelaah lebih dalam, perpaduan ketupat dan opor ayam ini diyakini merupakan sebuah lambang permintaan maaf yang tulus, serta keinginan untuk memperbaiki diri dengan hati yang bersih dan suci.

Nah, itu dia penjelasan singkat tentang arti filosofis dibalik sajian ketupat dan opor yang identik dengan Lebaran. Semoga bisa menambah wawasan kamu, ya.

Meskipun situasi Lebaran tahun ini masih sama dengan tahun sebelumnya, namun semua ini hanya sementara dan akan tiba waktunya kita kembali menikmati #KebersamaanTanpaBatas! Saat itu tiba, jangan lupa pesan tiket pesawat, tiket kereta api, tiket bus, dan hotel promo hanya di Pegipegi!

PESAN TIKET PESAWAT PESAN TIKET KERETA PESAN TIKET BUS PESAN HOTEL MURAH

Agar transaksi kamu lebih murah dan mudah, jangan lupa instal aplikasi Pegipegi lewat Google Play atau App Store, ya!

google-play
apps-store

Comments

To Top
%d bloggers like this: