Travelers, siapa yang di sini memelihara ikan di rumah? Nah, coba kamu bayangkan deh kalau sebenarnya ikan adalah nenek moyang dari manusia!
Secara teori evolusi yang dikemukakan Profesor Charles Darwin, nenek moyang manusia adalah kera purba. Hal ini dibuktikan dengan banyak penemuan fosil manusia purba seperti Meganthropus hingga Pithecanthropus nggak cuma di dunia, tetapi juga di Indonesia.
Tapi, penemuan baru dari Skotlandia menunjukkan kalau teori Charles Darwin tersebut belum sepenuhnya benar. Pasalnya, sebuah fosil purba hewan bertulang berlakang atau vertebrata bernama Tiny sedikit membuka misteri tersebut.
Seperti yang dilansir oleh BBC, Tiny merupakan hewan purba yang memiliki empat kaki, sepasang paru-paru dan lima jari. Tiny diduga hidup di dua alam, darat dan air karena lokasi penemuannya sendiri berada di dekat sungai Whiteadder, Lothian Barat, Skotlandia.
Ukurannya yang hanya memiliki panjang empat sentimeter sendiri memang menyulitkan para ahli untuk meneliti lebih lanjut. Namun. hadirnya Tiny semakin menguatkan fakta bahwa banyak hewan tetrapoda (berkaki empat) mulai hidup di darat sejak 360 tahun yang lalu.
“Tanpa Tiny, tidak akan ada burung, dinosaurus, buaya, mamalia, kadal, dan tentu saja manusia. Jadi satu langkah itu sangat krusial. Dan fosil ini berada di perbatasan Skotlandia,” kata Dr Nick Fraser, ahli paleontologi yang meneliti Tiny.
Mendukung Hipotesa
Berkat ditemukannya Tiny, hipotesa mengenai asal usul manusia dari ikan jelas makin menguat. Bahkan pada sebuah jurnal bertajuk Proceedings of the National Academy of Sciences yang dirilis pada 2010 lalu mengatakan bahwa ikan purba adalah sosok yang membuka jalan evolusi dunia.
Sebagai catatan, pada 360 tahun yang lalu, bumi mengalami kepunahan massal yang disebabkan oleh bencana alam. Peristiwa tersebut nggak cuma memutar ulang ekosistem yang ada di bumi, tetapi juga menyebabkan evolusi kehidupan para vertebrata dari yang tadinya hidup di air, jadi ke darat.
Foto:Â geology
Hal ini semakin diyakinkan dengan penemuan Ikan Tiktaalik Roseae pada 2004 lalu di Pulau Ellesmere, Kanada oleh para ilmuwan yang memiliki anggota tubuh seperti manusia serta diduga mengalami proses evolusi pembentukan kaki belakang sebelum mereka pindah hidup di darat.
Punya kepala datar yang lebar dan gigi tajam, Tiktaalik mirip campuran ikan dan buaya. Ikan ini bisa tumbuh hingga sepanjang 2,7 meter, memiliki bahu, siku, dan pergelangan tangan yang memungkinkan ia bergerak di tanah.
Penemuan tersebut turut didukung pula dengan hasil penelitian para ilmuwan Universitas Cambridge, Inggris yang terlampir dalam sebuah jurnal bertajuk Development dilansir oleh GizmodoÂ

Foto: wikimedia
Laporan tersebut menjelaskan bahwa kedua tangan yang kita miliki merupakan hasil evolusi sirip ikan purba. Para ilmuwan juga menangkap sebuah fakta bahwa kulit dan gigi yang kita miliki pun merupakan hasil evolusi reptil purba yang hidup pada 360 juta tahun yang lalu.
Mitos Cegukan
Tapi, dari semua fakta yang dilampirkan oleh para ilmuwan, mungkin aktivitas cegukan adalah hal yang paling bisa digunakan untuk mendukung hipotesa tersebut. Manusia dan ikan sama-sama memiliki kemampuan untuk melakukan cegukan.
Bagi ikan, cegukan terjadi karena syaraf yang mengaktifkan proses pernafasan memotong jalur perjalanannya dari inti otak langsung menuju insang. Sedangkan bagi manusia, cegukan pertanda bahwa batang otak mengalami kebingungan kala mengirimkan pesan untuk bernafas ketiga arah, tenggorokan, dada dan diagframa.
Nah, cegukan yang sering dialami manusia diduga merupakan warisan dari hewan-hewan amfibi yang memiliki hubungan kuat dengan ikan. Namun, semua hasil penelitian tersebut masih bersifat hipotesa saja.
Foto utama:Â discovermagazine
Dari pada pusing mikirin nenek moyang manusia, mending travelling! Nah, lewat Pegipegi, ada sesuatu yang spesial nih. Soalnya ada tiket pesawat, tiket kereta api, dan hotel murah yang bisa kamu booking sesuai dengan bujet dan kebutuhanmu! Yuk, rencanakan liburanmu sekarang juga!