Buat kamu yang tidak memeluk agama Buddha mungkin kurang tahu tentang fakta Hari Raya Waisak yang biasanya dirayakan setiap bulan Mei. Ada beberapa fakta soal Waisak yang ingin Pegipegi bagikan kali ini. Disimak, ya!
1. Berasal dari nama bulan
Kata ‘Waisak’ ternyata berasal dari Bahasa Sansekerta, yaitu ‘Vaisakha’ atau ‘Vesakha’, yang berasal dari nama bulan dalam kalender Buddha dan biasanya jatuh pada bulan Mei kalender Masehi.
2. Tanggalnya selalu berubah-ubah
Kalau diperhatikan, perayaan Waisak selalu berubah tanggalnya, meskipun selalu dirayakan ketika bulan Mei. Karena, Waisak dirayakan pada hari ke-8 bulan ke-4 penanggalan lunar Cina yang berbeda dengan kalender Masehi.
Yang pasti Hari Waisak selalu jatuh pada malam bulan purnama (full moon). Jadi, ketika Waisak, kamu bisa melihat bulan purnama.
3. Ada tiga peristiwa penting saat Waisak
Ada tiga peristiwa yang berhubungan dengan kehidupan Buddha saat perayaan Waisak, yaitu kelahiran Pangeran Siddharta Gautama di Taman Lumbini, Pangeran Siddharta mencapai penerangan sempurna di bawah pohon Bodhi, dan wafatnya sang Buddha di Kusinara. Makanya, perayaan Waisak kerap disebut Trisuci Waisak.
4. Ritual memandikan rupang Buddha
Ritual tersebut melambangkan awal baru dalam kehidupan. Selain itu juga untuk memberikan pesan penting bahwa kita mudah untuk membersihkan kotoran fisik, namun sulit untuk membersihkan kotoran batin, seperi kebencian, keserakahan, iri hati, dan lain-lain.
5. Ritual Pindapatta
Saat Waisak ummat Buddha Juga melakukan ritual Pindapatta, yang berasal dari Bahasa Pali, artinya menerima persembahan makanan. Jadi, para biksu berjalan kaki dengan kepala tertunduk sambil membawa mangkuk makanan untuk memperoleh dana makanan dari ummat. Ritual Pindapatta melatih biksu untuk hidup sederhana dan menghargai pemberian orang lain dan ummat belajar untuk memberi dan berbuat baik.
6. Pusat kegiatan Waisak selalu di Candi Borobudur, Magelang
Bisa dibilang Hari Raya Waisak sudah pasti akan banyak menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke Candi Borobudur. Jadi, di candi itu bukan hanya dipenuhi oleh ummat Buddha yang beribadah, namun juga wisatawan yang penasaran dengan perayaan Waisak sekaligus ingin rekreasi.
7. Ritual melepaskan lampion
Di Candi Borobudur terdapat ritual melepaskan lampion saat Waisak. Ritual ini memiliki pengharapan agar ummat Buddha memiliki kehidupan yang lebih baik. Sebelum melepaskan lampion ke udara, biasanya ummat berdoa untuk diri sendiri, keluarga, dan negara.
8. Ritual melepaskan burung dari sangkar
Selain lampion, yang dilepaskan saat Waisak adalah burung dari sangkar. Hal ini dilakukan sebagai simbol dari sebuah kebebasan.
9. Ritual Pradaksina
Ritual Pradaksina adalah penghormatan bagi jasa para Buddha dan Bodhisattva. Ritual ini dilakukan dengan cara berjalan keliling dengan tertib dan rapi sebanyak tiga kali, searah jarum jam di Candi Borobudur. Wisatawan pun boleh mengikuti ritual ini.
Untuk libur Waisak nanti, kamu sudah ada acara belum? Yuk, rencanakan liburan singkatmu dengan pesan tiket pesawat, tiket kereta api, dan hotel murah di Pegipegi!
pesan tiket pesawat murah  pesan tiket kereta api murah  cari hotel murah
Foto: Shutterstock
Agar transaksi kamu lebih murah dan mudah, jangan lupa instal aplikasi Pegipegi lewat Google Play atau App Store, ya!