Destinasi

7 Fakta Menarik Bali, ‘Kantor’ Para Digital Nomads

Buat sebagian besar orang di dunia, Bali merupakan tujuan wisata tropis paling menarik. Keindahan alam, khususnya wilayah pesisir jadi alasan mereka buat berlibur, bahkan tinggal di Pulau Dewata.

Seiring dengan perkembangan generasi millennial, Bali bukan hanya soal wisata. Ratusan ribu orang asing justru menjadikan bali sebagai destinasi bisnis yang sangat terjangkau.

Para digital nomads (kaum pekerja digital tanpa kantor) memadati Bali dalam kurun waktu empat tahun belakangan. Tujuannya, ngantor dan wisata! Kok bisa sih?

Nah, Pegipegi sudah kumpulkan 7 fakta baru mengenai Bali dan peran barunya sebagai wadah bisnis para generasi milllennials di dunia. Simak yuk!

Berbagai Profesi

Foto: monetizemore

Para digital nomads yang datang dan tinggal di Bali ternyata beragam. Berasal dari berbagai negara, kamu bisa menemukan banyak web designer, entreprenuer, web developer hingga content marketer handal dari seluruh penjuru dunia nongkrong dan ngantor di Bali. Jadi, nggak usah heran jika nantinya bakal banyak start-up lahir dari Pulau Dewata.

Kafe Jadi Kantor

Istilah coworking space ternyata sangat berlaku di Bali. Kini, kafe-kafe nggak lagi berfungsi sebagai tempat hura-hura maupun sekedar nongkrong, tetapi juga sebagai kantor. Hanya dengan Rp 200 ribu, kamu sudah bisa ngantor 24 jam di sana dengan fasilitas Wi-Fi kencang, cemilan dan lain-lain. Kalau lagi bosan, beberapa kafe menyediakan kolam renang buat bersantai sejenak.

Sangat Fleksibel

Foto: gobillions

Namanya juga nomaden, kehidupannya sudah pasti fleksibel. Buat para digital nomads, mereka bisa berganti kantor hanya waktu beberapa menit saja. Jadi, jangan heran kamu bisa menemukan seorang digital nomads berganti 2-3 kali kafe sehari hanya untuk ngantor. Soal waktu kerja pun sangat fleksibel. Datang buat kerja pada pukul 10 pagi, mereka biasanya kelar pada pukul 3 sore.

Fakir Wi-Fi

Foto: cloudfront

Jarak bukan jadi masalah mereka. Selama ada Wi-Fi, semua kerjaan dapat terselesaikan. Intinya, kerjaan mereka tergantung Wi-Fi. Seperti yang dilansir dari CNBC, para digital nomads mengaku jauh lebih produktif kerja di Bali ketimbang di negara asal mereka. “Di Amerika, aku menghabiskan waktu di jalan. Saat sampai rumah, sudah jam sembilan malam dan sudah lelah. Tapi aku merasa nggak melakukan apa-apa” ucap Cassie, salah seorang digital nomads.

Status Freelance

Foto: momondo

Para digital nomads yang tinggal dan kerja di Bali memang datang dari latar profesi berbeda. Namun, kebanyakan mereka adalah seorang freelancer. Tapi, bukan sekedar freelance karena bisnis yang mereka gerakkan sangat masif. Satu orang digital nomad biasanya menangani 5-10 klien. Ada juga digital nomad yang menggerakkan bisnis pelatihan digital dari berbagai bidang. Saking banyaknya, mereka seakan nggak bakal kehabisan uang buat lama tinggal di Bali.

Biaya Hidup Rendah

Foto: fastcompany

Walaupun terdengar mewah, biaya hidup di Bali terasa sangat murah buat para digital nomads. Rata-rata para digital nomads hanya menghabiskan dana di bawah Rp 6 juta sebulan untuk sewa apartemen serta motor bulanan. Jika mau sedikit fancy, kamu bisa sewa sebuah villa dengan kolam renang di dalamnya dengan bujet Rp 12 juta sebulan.

Pulang Kerja Langsung Main

Foto: webworktravel

Ini enaknya kerja di Bali. Jika jam kerja dirasa sudah cukup, para digital nomads langsung bergegas menuju pusat wisata. Mulai dari pantai, klub hingga tempat nongkrong lainnya. Jika masih ingin kerja, mereka bisa kembali ke kafe-kafe tersebut. Hal ini yang mungkin sulit dilakukan mereka saat berada di negara masing-masing. Intinya, kerja sambil liburan lah!

Foto: jamalsatli

Penasaran kerja di Bali? Sekalian liburan yuk! Segera pesan tiket pesawat, tiket kereta api, dan cari hotel murah Bali lewat Pegipegi!

pesan tiket pesawat murah ke Bali  cari hotel murah di Bali

Agar transaksi lebih mudah dan murah, yuk, instal aplikasi Pegipegi lewat Google Play atau App Store!

google-play

apps-store

Comments

To Top
%d bloggers like this: