“Ah, suka typo, deh!” Buat kamu, travelers, yang hobi menulis, typo bukan hal yang aneh lagi. Secermat-cermatnya sang penulis, ia nggak akan luput dari kesalahan penulisan, walaupun cuma satu kata.
Meski nggak akan mengubah keseluruhan arti dari kata tersebut, hadirnya typo bakal merusak estetika penulisan. Makin parah, jika tulisan yang kamu buat bakal di-publish secara umum, di mana siapapun punya hak buat menilai.
Pertanyaannya, kenapa sih kita suka typo? Dan kenapa, kita sangat sulit buat mendeteksi typo dengan mata kepala sendiri? Well, ternyata ada penjelasan ilmiahnya, nih!
Pegipegi punya 5 alasan ilmiah yang menarik kenapa typo sering terjadi dan sulit terdeteksi oleh sang penulis. Simak ya!
Terlalu Fokus
Foto: 9gag
Suka bikin typo bukan berarti kamu bodoh, lho! Penelitian menyebutkan typo terjadi karena kita terlalu fokus mengetik. Saat mengetik, otak kita bekerja keras untuk menyampaikan ide tulisan yang kita ingin tuangkan. Ini yang disebut dengan generalization. Saking fokusnya, perhatian terhadap teknik penulisannya di kertas maupun komputer berkurang. Sehingga, kita secara nggak sadar membuat typo sendiri.
Bukan Robot
Banyak yang bilang, cara menulis melambangkan kepribadian. Well, nggak sepenuhnya benar sih karena otak kita nggak bekerja seperti komputer yang dapat mengidentifiksi kesalahan secara langsung. Lantaran, sebagian besar memori digunakan untuk fokus menuangkan ide yang akan ditulis ketimbang teknik penulisan.
Saat membaca, otak kita menyerap banyak informasi sensorik dengan daya yang lebih kecil ketimbang saat menulis. Sehingga kita akan lebih mudah mengerti apa yang orang tulis ketimbang apa yang kita tulis. Itu kenapa, orang lain bakal lebih sadar akan typo daripada kita yang menulis.
Terintimidasi
Foto:Â imgflip
Banyak penulis yang nggak mau diperhatikan orang lain saat menulis. Alasannya, biar nggak banyak typo! Well, ada benarnya juga sih. Ketika kamu menulis, fokus otak hanya pada penuangan ide dengan sedikit perhatian ke teknik penulisan.
Nah, hadirnya orang lain di samping kamu akan menciptakan efek intimidasi yang bakal membuyarkan segala fokus, baik saat penuangan ide maupun teknik penulisan. Nggak heran sih kamu bakal banyak typo saat orang lain memperhatikan kamu menulis, meski maksudnya baik.
Otak dan Mata Adu Sikut
Foto:Â quickmeme
Usai menulis, kita selalu yakin kalau secara struktur, tulisan kita aman. Walaupun kita baca ulang lagi, otak sudah tahu jika semua yang ingin disampaikan sudah ada di dalam tulisan. Hal ini yang membuat kita sedikit mengesampingkan kinerja visual melalui mata sehingga sangat sulit buat sang penulis menemukan typo.
Alasannya sederhana, sih. Apa yang kamu lihat di komputer atas kertas saat membaca ulang tulisan, berbenturan dengan ingatan tentang apa yang sudah kamu tulis. Jadi, ketika mata menjalankan tugasnya untuk mencari kesalahan, otak kamu justru mengganggu proses proofread (baca ulang).
Orang Lain Lebih Baik
Foto:Â onsizzle
Hanya ada satu cara buat mengatasi masalah klasik ini, ajak orang lain baca tulisan kamu. Ketika mereka membaca untuk pertama kalinya, otak akan lebih fokus kepada apa yang sudah tertulis, terutama secara teknis. Jadi, mereka akan lebih mudah menemukan typo atau kesalahan secara struktur penulisan. Jadi, jangan heran penulis hebat seperti J.K Rowling atau J.R.R Tolkie selalu membutuhkan editor atau minimal proofreader.
Foto utama:Â typingvidya
Daripada typo terus, mending liburan! Kamu bisa pesan tiket pesawat, tiket kereta api, dan hotel murah di Pegipegi!
pesan tiket pesawat murah  pesan tiket kereta api murah  cari hotel murah
Agar transaksi kamu lebih murah dan mudah, jangan lupa instal aplikasi Pegipegi lewat Google Play atau App Store, ya!