Hotel di Timika
Tentang Timika
Berwisata di Timika bisa menjadi salah satu opsi terbaik bagi Anda penggemar wisata alam yang murni, utamanya alam pegunungan dan perbukitan yang dingin. Di Timika juga ada persebaran agama katolik yang luas. Buktinya adalah dengan adanya Keuskupan Katolik Roma Timika yang terletak di distrik Biak-Numfor, Yapen-Waropen, Nabire, Paniai, Puncak Jaya, dan Mimka.
Anda dapat menikmati hobi fotografi dengan mengambil gambar berbagai flora dan fauna yang dapat Anda temukan di Taman Nasional Lorentz. Jika Anda ingin mencari tantangan, Anda bisa datang dan mendaki Gunung Jayawijaya di mana Puncak Jaya masih tertutup gletser yang indah.
Anda dapat melihat panorama Sungai Mayon, Kali Iwaka (Sungai Iwaka), dan Sungai SP5. Anda juga bisa berkeliling ke Kuala Kencana yang mempesona dan menawarkan jutaan pesona indah. Jika Anda ingin melihat segala bentuk budaya tradisional seperti rumah adat, upacara budaya dan seni tradisional, Anda bisa datang ke Lembah Baliem yang ditinggali suku Dani.
Akses ke Timika
Dulunya, untuk mencapai Timika dibutuhkan kesabaran dan kehatian-hatian yang tinggi karena dulu Timika tidak memiliki sarana jalanan ataupun transportasi yang memadai untuk dilewati oleh manusia. Namun, kini hal tersebut berubah. Anda bahkan bisa datang ke Timika lewat jalur udara.
Pesawat
Pada Agustus 2012, pemerintah Indonesia mengumumkan rencana untuk mengembangkan bandara komersial baru di Timika. Bandara ini kemudian diberi nama Bandara Mozes Kilangin. Bandara yang memiliki banyak rute ini didirikan di atas lahan seluas 800x300 meter.
Bandara Mozes Kilangin Timika akhirnya mulai resmi beroperasi sejak 15 Agustus 2014. Maskapai Garuda Indonesia telah melayani rute Timika-Sorong-Manado selama 3 kali seminggu dengan pesawat Bombardier CRJ-1000 yang memiliki 84 kursi kelas ekonomi dan 12 kursi kelas bisnis.
Area Populer di Timika
Ada beraneka macam area populer yang bisa Anda kunjungi ketika sedang bermain ke Timika. Di antaranya adalah beberapa area berikut ini.
Kawasan Pantai Ipaya
Kawasan Pantai Ipaya yang terletak di Timika ini ternyata merupakan gabungan dari tiga kampung yang ada di sekitar pantai tersebut, yakni Kampung Ipiri, Kampung Paripi, dan Kampung Yaraya. Jadi, bila disingkat, mereka bisa membentuk kata Ipaya. Kawasan Pantai Ipaya di Timika ini memang berkembang pesat. Tidak heran, mengingat Kawasan Pantai Ipaya memang dikembangkan sebagai salah satu ikon Timika agar para wisatawan mau datang ke pantai yang tenang ini.
Bila Anda ingin datang ke Kawasan Pantai Ipaya, Anda bisa melakukan perjalanan selama sekitar 4 jam dari pusat kota Timika. Karena perjalanannya cukup jauh, Anda disarankan untuk berangkat saat subuh. Untuk bisa mencapai Kawasan Pantai Ipaya sendiri Anda wajib mendatangi Pelabuhan Pomako yang berada 43 km dari Timika. Namun, Anda tidak perlu takut saat perjalanan ke pelabuhan tersebut karena aspalnya cukup halus. Untuk mencapai Pelabuhan Pomako, Anda biasanya memerlukan waktu 1,5 jam.
Dari pelabuhan Pomako tersebut, Anda bisa bertolak ke Kawasan Pantai Ipaya yang bisa ditempuh dengan menggunakan perahu selama 2 jam. Jarak tempuhnya adalah 70 km. Bagi Anda yang kerap mengalami mabuk laut, disarankan untuk membawa obat-obatan anti mabuk.
Mapurujaya
Mapurujaya adalah kawasan di Timika yang dibangung dan difokuskan ke berbagai kegiatan outbond yang bisa dilakukan bersama keluarga atau teman. Di tempat ini Anda pun bisa mencoba berbagai jenis wisata seperti flying fox. Flying fox di Mapurujaya memiliki ketinggian sekitar 50 meter di atas permukaan tanah dengan waktu tempuh selama 30-45 detik. Jadi, Anda yang suka wisata pemacu adrenalin tak boleh melewatkan wisata ini.
Bila Anda tidak ingin wisata yang terlalu ekstrem, Anda juga bisa mencoba jembatan gantung yang menghubungkan area perkantoran dengan perumahan. Jembatan ini juga melewati sungai yang cukup dalam dengan daya jelajah sekitar 30 meter. Tak hanya dua atraksi tersebut, ada juga jembatan goyang dan jembatan tali 3 di Mapurujaya Timika. Saat datang ke Mapurujaya, Anda disarankan untuk mengabadikan momennya karena akan sangat indah dan sulit dilupakan. Anda juga bisa berfoto selfie di atas pohon saat berada di sana.
Transportasi di Timika
Memang tak bisa dipungkiri, Anda mungkin akan kesusahan ketika mencari transportasi umum saat berada di Timika. Namun, Anda tetap bisa menemukan beberapa transportasi massal yang bisa membantu Anda menjelajahi kota alami ini. Berikut diantaranya.
Sewa mobil/motor
Anda wajib menyewa mobil ketika memutuskan untuk berwisata bersama rombongan. Dengan biaya sekitar Rp300.000* hingga Rp500.000* per hari, Anda akan bisa berkeliling di kawasan Timika bersama pemandu yang ikut menemani Anda. Menyewa mobil dapat menjadi pilihan yang tepat bagi Anda yang ingin berwisata dengan lebih nyaman bersama teman-teman atau keluarga.
Lainnya
Ojek
Bila Anda ingin transportasi yang cukup privat, Anda bisa memilih ojek. Ojek di Timika memang tidak sangat mudah ditemui, namun juga tidak terlalu susah untuk dicari. Bahkan tidak perlu memesannya secara online, ada banyak pangkalan ojek di setiap sudut kota meski tempatnya tidak terlalu terlihat.
*Harga bisa berubah sewaktu-waktu
Tempat Wisata di Timika
Timika tak hanya memiliki aneka area populer di atas sebagai tempat atraksi turis, tetapi juga tempat-tempat wisata di bawah ini yang sangat sayang untuk dilewatkan, terutama bagi Anda pencinta wisata alam yang masih jarang terjamah oleh manusia.
Alam
Puncak Jaya
Puncak Jaya atau yang dikenal juga dengan nama Carstensz Pyramid di kalangan para pendaki ini memiliki tinggi 4.884 m dan merupakan puncak tertinggi Gunung Jayawijaya atau Gunung Carstensz. Dengan ketinggian tersebut, Puncak Jaya dinobatkan sebagai gunung tertinggi di Indonesia, di pulau New Guinea (yang terdiri dari wilayah Papua Barat diduduki oleh Indonesia ditambah Papua Nugini), di benua Australia (yang terdiri dari New Guinea, negara Australia, Timor, pulau lainnya, dan landas kontinen yang terendam), dan di Oceania, gunung pulau tertinggi di Bumi, serta gunung tertinggi ke-5 di Asia Tenggara politik. Puncak Jaya di Timika juga merupakan titik tertinggi antara Himalaya dan Andes.
Gunung Jayawijaya terletak di Jajaran Sudirman di dataran tinggi tengah bagian barat Provinsi Papua, Indonesia. Puncak lainnya yang juga bisa Anda jelajahi ketika datang ke Puncak Jaya adalah East Carstensz Peak dengan tinggi yang hampir sama dengan Puncak Jaya, yakni 4.808 m, Sumantri setinggi 4.870 m, dan Ngga Pulu dengan ketinggian 4.863 m.
Nama lain dari Puncak Jaya ternyata ada banyak. Tak hanya Carstenz, tetapi juga Nemangkawi yang berasal dari bahasa Amungkal. Selain itu, pusat wisata yang paling populer adalah Carstensz Toppen dan Gunung Soekarno yang wajib dikunjungi ketika Anda sedang berwisata ke Timika.
Taman Nasional Lorentz
Taman Nasional Lorentz terletak di Papua, Indonesia. Dengan luas 25.056 km2, Taman Nasional Lorentz adalah taman nasional terbesar di Asia Tenggara. Pada tahun 1999, Lorentz di Timika ini dinyatakan sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO.
Taman Nasional Lorentz adalah yang paling beragam secara ekologi di dunia. Taman Nasional Lorentz adalah satu-satunya cagar alam di kawasan Asia-Pasifik yang mengandung susunan penuh ekosistem mulai dari daerah laut, hutan bakau, air pasang dan rawa air tawar, hutan hujan dataran rendah dan pegunungan, tundra alpine, dan gletser ekuator.
Birdlife International menyebut Taman Nasional Lorentz sebagai satu-satunya cadangan alam paling penting di Papua. Taman Nasional Lorentz mengandung banyak wilayah yang belum dipetakan dan belum dijelajahi, dan pasti mengandung banyak spesies tumbuhan dan hewan yang belum diketahui. Jadi memang tempat ini adalah surganya bagi Anda yang sangat ingin menjelajahi wisata alam.
Taman ini diberi nama dari Hendrikus Albertus Lorentz, seorang penjelajah Belanda yang melewati daerah itu pada ekspedisi 1909-10 nya. Taman Nasional Lorentz memiliki 630 spesies burung yang didokumentasikan (sekitar 95% dari total jumlah spesies burung di Papua) dan 123 spesies mamalia. Spesies yang terancam termasuk kasuari selatan, tikus wol Alpine, merpati bermahkota selatan, dan burung beo Pesquet. Spesies mamalia termasuk ekidna berparuh panjang, ekidna berparuh pendek, dan empat spesies kuskus serta walabi, quolls, dan kanguru pohon juga tinggal di Taman Nasional Lorentz ini.
Pindah-pindah
Sungai Pindah-pindah sangatlah unik dan mungkin merupakan yang satu-satunya di dunia. Pasalnya, aliran di sungai Pindah-pindah Timika ini memang unik. Anda akan bisa melihat alirannya yang berpindah secara konstan, kadang ke kanan dan kadang ke kiri. Suatu waktu, aliran sungai ini pun berpindah ke tengah. Bila Anda ingin mencoba untuk datang ke area populer ini bisa datang ke Jalan Trans Timika - Nabire. Jarak tempuhnya dari jantung Kota Timika cukup memakan waktu 1 jam saja.
Di pinggir sungai pindah-pindah ini, Anda akan dapat melihat aneka pohon cemara yang menjulang tinggi. Membuat udara di sekitar sungai di Kota Timika ini tetap sejuk dan baik untuk kesehatan Anda. Sedangkan di pinggir Sungai Pindah-pindah, Anda juga akan dapat melihat aneka batuan yang bisa digunakan untuk duduk dan bermain air.
Lainnya
Kuala Kencana
Kuala Kencana adalah tujuan wisata dari kota perusahaan yang dibangun di Papua, Indonesia. Kota ini dikelola oleh perusahaan ekstraksi mineral Indonesia PT. Freeport. Kota baru ini diresmikan oleh Presiden Indonesia Soeharto pada tahun 1995. Kuala Kencana ini menampilkan wisata pemandangan air yang mengalir dan fasilitas modern lainnya yang sebelumnya jarang terlihat di Papua.
Tiket masuk | : gratis |
Jam operasional | : 24 jam |
*Harga dapat berubah sewaktu-waktu
Kuliner Timika
Kuliner khas Timika umumnya juga bisa Anda temukan di seluruh penjuru Papua. Berikut beberapa rekomendasi yang wajib Anda coba.
Sago Martabak
Bentuknya seperti panekuk dan disebut sebagai martabak di Timika. Di sebagian besar wilayah Indonesia, pancake isi sering diisi dengan segala macam daging atau tambalan manis seperti cokelat atau susu. Tetapi yang di Timika berbeda, sagu adalah bahan utama untuk makanan ini. Sagu digiling sampai lunak dan kemudian digoreng. Setelah itu, dicampur dengan gula cokelat yang membuatnya manis. Makanan tradisional ini sebenarnya berasal dari Kabupaten Fakfak di Papua.
Kue Bagea
Kue bagea memang berukuran kecil, namun cukup keras saat dikunyah. Apa yang membuatnya tradisional khas Papua adalah sagu dan kenari. Rasa kue ini tidak seperti yang lain. Seperti yang disebutkan sebelumnya, kue ini cukup sulit dikunyah, jadi jika Anda tidak terbiasa memakannya, Anda mungkin akan sedikit kesulitan. Ada sedikit sensasi rasa kayu manis dan cengkeh yang kuat di dalam kue ini. Biasanya, kue bagea lebih lezat jika disantap bersama secangkir teh atau kopi. Jika ingin membawanya sebagai oleh-oleh, kue ini juga cukup mudah untuk ditemukan saat Anda berada di Timika.
Ikan Bungkus
Ikan bungkus secara harfiah berarti ikan yang dibungkus. Dalam hidangan ini, ikan dimasak di dalam daun talas. Rasa yang paling menonjol dari makanan ini adalah rasa asinnya. Garam adalah bagian penting dari itu karena membantu menyingkirkan getah yang dilepaskan dari daun talas. Ikan yang menjadi makanan khas Timika ini dipanggang perlahan dengan api kecil. Mungkin butuh beberapa waktu agar ikan matang sepenuhnya. Setelah selesai, ikan yang dibungkus tersebut kemudian disajikan kepada orang-orang selagi hangat.
Aunu Senebre
Aunu senebre sebagian besar dibuat dengan ikan teri. Ikan teri digoreng dengan nasi dan kemudian dicampur dengan daun talas yang sudah dipotong menjadi potongan kecil. Daun talas membuat masakan ini enak. Parutan kelapa juga ditambahkan untuk membuat aunu senebre terasa lebih sedap. Bagi sebagian orang, hidangan ini mungkin terasa agak terlalu kering, tapi mereka bisa memakannya dengan Papeda. Tekstur yang kenyal dari Papeda akan menyeimbangkan kekeringan dari hidangan ini. Ini juga cara yang bagus untuk memakan dua hidangan tradisional Papua sekaligus.
Lembaran Sagu
Mereka yang tinggal di Papua sering membuat makanan tradisional ini untuk dimakan sendiri. Jadi, memang cukup sulit menemukannya dijual di toko-toko. Termasuk juga dengan lembaran sagu yang sebaiknya dimakan selagi panas. Sagu dibentuk menjadi persegi panjang dan kemudian dipanggang dengan api. Warna lempengan sagu biasanya berwarna merah kecoklatan. Lembarannya sangat keras sehingga cukup sulit untuk menggigitnya. Makanan ini bertahan lama karena tidak mengandung air yang dapat menarik mikroba atau jamur.
Udang Selingkuh
Tak hanya namanya yang unik, sajian kuliner satu ini juga memiliki rasa yang menggugah selera. Udang selingkuh merupakan hidangan berbahan dasar udang hasil 'perselingkuhan' atau perkawinan antara udang, kepiting, dan lobster. Biasanya, sajian kuliner ini diolah dengan cara digoreng, dibakar, atau direbus, dan dinikmati dengan nasi putih hangat serta sambal yang khas.
Mumu
Bagian utama dari hidangan tradisional mumu adalah daging. Selain itu, begitu banyak sayuran, rempah-rempah dan garam yang ditambahkan. Masyarakat Papua dan Timika yang membuat mumu juga tidak pernah meninggalkan santan. Semua bahan kemudian dibungkus rapi di dalam daun pisang dan dimasukkan ke dalam oven tanah yang dipanaskan dengan batu yang sangat panas. Setelah matang, mumu biasanya kerap disantap dengan berbagai jenis kuliner lainnya.
Hotel di Timika
Meskipun moda transportasinya tidak terlalu banyak, hotel di Timika bisa dikatakan sangat beragam. Bahkan Anda bisa menemukan aneka hotel kelas atas di kota yang terletak di Papua ini. Berikut adalah beberapa pilihan hotel di Timika yang bisa Anda singgahi selama berlibur ke kota ini.
Budget
Bila Anda tak memiliki bujet yang terlalu besar, Anda bisa memilih hotel murah di Timika. Salah satu hotel yang menjadi rekomendasi adalah Noken Hotel Timika yang menawarkan akomodasi nyaman dengan rate mulai dari Rp250.000*-an per malam.
Menengah
Bagi Anda yang memiliki bujet lebih dan ingin menginap di hotel yang lebih mewah, Anda bisa mencoba untuk tinggal di hotel kelas menengah atau hotel bintang 3 di Timika. Sebagai rekomendasi, Anda dapat memilih Grand Tembaga Hotel dengan rate Rp500.000*-an per malam.
Mewah
Jika memiliki bujet yang lebih besar, Anda bisa memilih untuk menginap di hotel mewah yang ada di Timika, seperti salah satunya adalah Grand Mozza Hotel. Hotel bintang 4 ini memasang tarif mulai dari Rp500.000-an* per malam. Fasilitasnya yang tersedia di hotel ini sangat lengkap, mulai dari kamar yang nyaman, kolam renang, hingga restoran.
Catatan penting
Wajib menggunakan sunblock atau sunscreen
Jangan lupa untuk menggunakan sunblock setiap kali Anda keluar dari penginapan. Pasalnya, sinar matahari di Timika cukup menyengat meskipun mayoritas wisatanya adalah wisata hutan. Paparan sinar matahari langsung bisa membahayakan kulit, kecuali ketika Anda melakukan wisata saat sore atau malam hari.
Jangan segan bertanya
Bagi Anda yang belum pernah datang sama sekali ke Timika, Anda mungkin akan merasa bingung dengan rute perjalanan ke beberapa tempat wisata di sana. Jika begitu, janganlah segan untuk bertanya ke staf hotel, driver, atau warga sekitar. Selain itu, peta di ponsel Anda juga dapat menjadi penyelamat agar Anda dapat memilih rute yang tepat untuk sampai ke tempat tujuan.
Bawa payung dan baju ganti
Payung dan baju ganti adalah barang yang esensial yang wajib Anda bawa setiap kali Anda berwisata. Meski cuaca cukup panas, namun tak menutup kemungkinan bahwa sewaktu-waktu Timika akan turun hujan. Oleh karena itu, tak ada salahnya untuk membawa payung dan baju ekstra untuk menambah kenyamanan Anda selama berada di sana.
Ulasan Hotel di Timika
Agar Anda tidak salah pilih!
Temukan referensi hotel-hotel terbaik di Timika dari 4 ulasan hotel dengan nila rata-rata 8.6.
Simak ulasan terbaru dari pelanggan Pegipegi.