Hotel di Asembagus

Perjalanan ke Situbondo kini bisa dilakukan dengan nyaman berkat adanya ragam moda transportasi.

Pesawat

Kabupaten Situbondo tidak memiliki bandara. Namun, jika ingin mencapai Situbondo melalui jalur udara, Anda tetap bisa melakukannya dengan turun di Bandara Banyuwangi. Baru setelah itu Anda dapat melanjutkan perjalanan ke Situbondo melalui jalur darat dengan mengendarai bus atau kendaraan pribadi.

Tidak perlu pusing mencari tiket pesawat menuju ke Banyuwangi karena sudah ada beberapa maskapai yang melayani rute perjalanan tersebut, yaitu Garuda Indonesia, Citilink, Batik Air, Wings Air, dan NAM Air.

Kereta Api

Dulunya Situbondo memiliki stasiun kereta api bernama Stasiun Situbondo yang dibangun pada tahun 1900-an. Lokasinya berada di Sumber Kolak, Panarukan. Sayangnya, sejak 2004 Stasiun Situbondo sudah dinon-aktifkan karena fasilitas dan prasarananya sudah sangat tua. Sebetulnya sudah ada rencana untuk kembali mengaktifkan Stasiun Situbondo, tetapi belum terealisasi hingga saat ini.

Meski begitu, jika Anda tetap ingin naik kereta api, Anda bisa turun di Stasiun Banyuwangi Baru terlebih dulu. Baru setelah itu Anda bisa naik bus dari Terminal Sri Tanjung atau menggunakan kendaraan pribadi menuju Situbondo dari Stasiun Banyuwangi Biru. Perjalanan menggunakan kereta api ke Situbondo memakan waktu sekitar 2 jam dari Banyuwangi.

Bus

Apabila Anda tidak ingin berganti-ganti moda transportasi, bus bisa menjadi pilihan yang tepat. Dari Terminal Bungurasih Surabaya, perjalanan bus menuju Situbondo membutuhkan waktu sekitar 4 jam berkendara. Sedangkan, Anda yang berangkat dari Banyuwangi bisa menuju Terminal Sritanjung terlebih dulu. Jaraknya hanya sekitar 10 menit berkendara dari Stasiun Banyuwangi Baru.

Di Terminal Sritanjung terdapat beberapa operator bus yang melayani rute perjalanan ke Situbondo. Di antaranya adalah Ujang Jaya, Baru Jaya, dan Minto. Jangan ragu bertanya kepada supir bus atau orang setempat jika Anda bingung dengan rute perjalanan bus.

Situbondo memiliki sejumlah area yang cukup populer di kalangan masyarakat lokal.

Asembagus

Asembagus adalah kecamatan di Situbondo yang berjarak sekitar 1 jam perjalanan dari pusat kota. Wilayahnya cukup luas dan memiliki pusat industri serta perdagangan sehingga tidak heran dijuluki sebagai The Second City dari Situbondo. Di sini juga terdapat pelabuhan penyeberangan ke Pulau Madura, yakni Pelabuhan Jangkar. Area sekitar pelabuhan menjadi tempat yang ramai dikunjungi untuk membeli ikan segar maupun yang sudah dimasak.

Asembagus juga memiliki tempat wisata menarik untuk dikunjungi. Salah satunya adalah Pantai Banongan yang memiliki ombak tenang. Anda juga bisa mengunjungi Air Terjun Setancak di Desa Mojosari atau memacu adrenalin dengan melakukan arung jeram di Samir, Desa Bantal.

Panarukan

Kecamatan lainnya adalah Panarukan. Namanya begitu terkenal karena merupakan ujung dari Jalur Pantura di timur Pulau Jawa. Sebagai penanda ujung Jalur Pantura, di sini dibangun Monumen 1.000 KM Anyer Panarukan. Pertama kali dibangun pada 1807, jalur 1.000 KM Anyer – Panarukan difungsikan untuk mempermudah perjalanan hasil bumi Pulau Jawa agar bisa sampai ke pelabuhan di Cirebon dan dibawa ke Belanda.

Lokasinya berada di Desa Wringinanom, Kecamatan Panarukan. Kini, setelah rampung dibangun kembali pada 2014, Monumen 1.000 KM Anyer – Panarukan menjadi salah satu ikon Kabupaten Situbondo. Jika Anda ke Situbondo melewati Jalur Pantura, jangan lupa untuk mengabadikan monumen ini.

Selama di Situbondo, Anda bisa dengan mudah berkeliling dari satu tempat wisata ke tempat wisata lainnya berkat hadirnya beragam moda transportasi.

Taksi

Bagi yang berkunjung ke Situbondo dengan teman-teman atau keluarga, sebaiknya Anda menggunakan taksi untuk berkeliling. Kabar baiknya, sekarang layanan taksi online sudah masuk ke Situbondo. Cara menggunakan layanannya sama dengan ojek online, Anda harus mengunduh aplikasi khusus pada smartphone untuk melakukan pemesanan. Tidak hanya bisa menampung lebih banyak penumpang, Anda juga bisa membagi biaya tarifnya sehingga pengeluaran pun dapat lebih hemat.

Angkot

Moda transportasi angkutan umum sesuai untuk Anda yang bujetnya cenderung terbatas. Sama seperti kebanyakan angkutan umum di kota-kota Indonesia lainnya, angkot di Situbondo juga terdiri dari beberapa trayek yang masing-masingnya melayani rute perjalanan berbeda. Hal ini tentu bisa memakan waktu, tetapi memang cenderung lebih terjangkau karena tarifnya tidak tergantung pada jarak tempuh.

Lainnya

Ojek

Untuk Anda yang mencari sisi praktis dalam berkendara selama di Situbondo, ojek merupakan pilihan yang tepat. Ojek akan mengantarkan Anda langsung ke tempat tujuan. Di Situbondo, Anda bisa memilih untuk menggunakan ojek konvensional atau online. Ojek konvensional umumnya terdapat di pangkalan-pangkalan khusus yang tersebar di berbagai area, misalnya seperti pasar atau tempat-tempat wisata.

Terletak di ujung utara Provinsi Jawa Timur, Situbondo menawarkan sejumlah tempat wisata yang menarik untuk dijelajahi. Terutama wisata alamnya yang memiliki pemandangan spektakuler.

Pantai

Pantai Pasir Putih

Situbondo juga cukup dikenal akan wisata pantainya. Salah satunya adalah Pantai Pasir Putih yang bisa dibilang paling populer di Situbondo. Hal ini tidak terlepas dari lokasinya yang cukup strategis, yaitu di tepi jalan utama Surabaya-Banyuwangi, tepatnya di Dusun Kembangsambi, Desa Pasir Putih, Kecamatan Bungatan. Jadi, jangan heran apabila Pantai Pasir Putih hampir selalu ramai, terutama saat akhir pekan dan hari libur.

Sesuai namanya, Pantai Pasir Putih memang memiliki pasir berwarna putih yang terlihat kontras dengan air laut berwarna biru jernih. Berbagai aktivitas seru bisa Anda lakukan di sini, mulai dari berenang, snorkeling, atau berlayar dengan menyewa kapal nelayan. Kunjungan ke Pantai Pasir Putih juga akan semakin nyaman karena berbagai fasilitas pendukung seperti toilet, musala, jasa sewa pelampung, hingga toko oleh-oleh. Tidak ketinggalan deretan warung makan yang siap menyambut Anda jika perut mulai keroncongan setelah asyik beraktivitas.

Tiket masuk	: Rp10.000* per orang
Jam operasional	: 07.00-18.00 WIB

Pantai Tampora

Selain Pantai Pasir Putih, wisata pantai lain yang juga bisa Anda kunjungi di Situbondo adalah Pantai Tampora. Jika dibandingkan dengan Pantai Pasir Putih, Pantai Tampora memiliki suasana yang cenderung lebih sepi dan tenang karena pengunjungnya belum terlalu banyak. Cocok untuk Anda yang sedang mencari tempat untuk merelaksasikan diri dan pikiran. Namun, karena belum dikelola secara resmi sebagai tempat wisata oleh pemerintah, Pantai Tampora pun belum memiliki fasilitas yang lengkap.

Meski begitu, bukan berarti Pantai Tampora kehilangan pesonanya. Datanglah pada sore hari untuk menyaksikan pemandangan matahari terbenam yang memanjakan mata. Ombaknya pun cukup tenang sehingga Anda bisa berenang atau bermain air dengan cukup aman. Jika tertarik menghabiskan waktu di sini, langsung saja datang ke Desa Banyuglugur, Kecamatan Besuki, Kabupaten Situbondo.

Tiket masuk	: Rp5.000* per orang
Jam operasional	: 24 jam

Alam

Taman Nasional Baluran

Memiliki lahan seluas kurang lebih 25.000 hektar, Taman Nasional Baluran pada dasarnya merupakan habitat dari aneka satwa dan tanaman. Setidaknya ada 26 jenis mamalia, 155 jenis burung, dan 444 jenis tanaman yang bisa Anda temukan di sini. Beberapa jenis satwa yang tinggal di Taman Nasional Baluran adalah kijang, kerbau, rusa, ayam hutan merah, dan kancil.

Wilayah Taman Nasional Baluran terdiri dari padang rumput yang luas, hutan mangrove, hingga area rawa. Ada beberapa tempat yang menjadi favorit para wisatawan, yaitu Savana Bekol yang merupakan pos untuk mengamati satwa, Makam Putri Maulana Malik Ibrahim, dan gua peninggalan Jepang. Selain itu, berlokasi sekitar 30 menit berkendara dari pintu masuk Taman Nasional Baluran, Anda bisa mengunjungi wisata Pantai Bama.

Taman Nasional Baluran berada di kawasan Banyuputih, Kabupaten Situbondo. Lokasinya memang cukup jauh, dibutuhkan sekitar 2 jam berkendara dari Alun-alun Situbondo untuk mencapainya. Namun, rasa lelah selama perjalanan akan terbayar oleh pemandangan alam indah di Taman Nasional Baluran.

Tiket masuk	: Rp5.000* (hari biasa) dan Rp7.500* (akhir pekan)
Jam operasional	: 07.30-16.00 WIB

Padang Rumput Sikasur

Taman Nasional Situbondo bukan satu-satunya tempat yang bisa Anda datangi untuk menikmati suasana alam khas padang rumput. Anda juga bisa berkunjung ke Padang Rumput Sikasur di Desa baderan, Kecamatan Sumbermalang. Jaraknya sekitar 1,5 jam berkendara dari Alun-alun Situbondo. Padang Rumput Sikasur berada di antara Gunung Hyan dan Puncak Rengganis sehingga suasana di sini pun terasa begitu sejuk. Jadi, jangan lupa membawa jaket atau pakaian hangat untuk berjaga-jaga. Tidak ketinggalan deretan pepohonan yang semakin menambah asri suasana.

Beberapa wisatawan juga biasanya menginap di Padang Rumput Sikasur dengan mendirikan tenda. Jika tertarik melakukan hal yang sama, Anda bisa membawa tenda dan perlengkapan menginap sendiri. Selain itu, di kawasan Padang Rumput Sikasur juga terdapat sebuah lapangan terbang yang tidak beroperasi lagi sehingga akhirnya dialih fungsikan sebagai tempat kegiatan pembudidayaan rusa.

Tiket masuk	: Gratis*
Jam operasional	: 24 jam*

Perkebunan Kopi Kayumas

Untuk pencinta kopi, Anda wajib berkunjung ke Perkebunan Kopi Kayumas di Kecamatan Arjasa, sekitar 1,5 jam perjalanan dari Alun-alun Situbondo. Berada di ketinggian 760-1550 mdpl, Perkebunan Kopi Kayumas menyuguhkan hawa yang asri dan sejuk, membuat Anda ingin segera mencicipi secangkir kopi hangat khas Kayumas.

Awalnya, pada 1886, Perkebunan Kopi Kayumas dikenal dengan nama NV Mijt yang merupakan sebuah kebun kopi arabika dan beberapa tanaman kina. Lalu, namanya berubah menjadi Van Landem Kayumas hingga 1957. Setahun kemudian, Perkebunan Kopi Kayumas diresmikan secara nasional menjadi Pusat Perkebunan Negara Baru. Akhirnya, sejak 1996, Perkebunan Kopi Kayumas pun berada di bawah pengelolaan PTPN XII, dengan menggunakan merek dagang Coffee Kayumanis. Tak hanya kopi arabika, produk unggulan lain dari Perkebunan Kopi Kayumas adalah kopi luwak.

Tiket masuk	: Gratis
Jam operasional	: 07.00-17.00 WIB

Lainnya

Alun-alun Taman Kota Situbondo

Alun-alun Taman Kota Situbondo terletak di pusat kota, tepatnya di Jalan Hasanudin, Palraman, Dawuhan. Begitu sampai, Anda akan disambut oleh tulisan "Situbondo Kota Santri", yang biasanya menjadi tempat pengunjung untuk berfoto. Di kawasan Alun-alun Taman Kota Situbondo terdapat banyak pohon rindang sehingga menciptakan suasana yang asri. Disediakan pula bangku-bangku di beberapa area agar Anda dan pengunjung lain bisa bersantai sambil menikmati suasana sekitar.

Aktivitas di Alun-alun Taman Kota Situbondo semakin nyaman dengan adanya berbagai fasilitas pendukung seperti area parkir kendaraan, kamar mandi, dan musala. Tidak mengherankan apabila akhirnya Alun-alun Taman Kota Situbondo dinobatkan sebagai kawasan bersih, indah, dan sehat lahir batin. Bahkan kabarnya Alun-alun Taman Kota Situbondo akan difungsikan sebagai simbol kedaulatan pemerintah.

Tiket masuk	: Gratis*
Jam operasional	: 24 jam*

*Harga dan waktu bisa berubah sewaktu-waktu

Tidak hanya wisata alam, Situbondo juga menawarkan pengalaman wisata kuliner yang tidak terlupakan. Berbagai menu lokalnya akan menggugah selera Anda setelah energi terkuras untuk mengelilingi berbagai tempat wisata.

Sate Olean

Di Situbondo, Anda bisa menemukan sate olean yang terbuat dari daging kambing. Kambing yang dipilih pun harus berusia 1-2 tahun. Pada rentang usia ini, kambing memiliki daging yang cenderung lebih empuk untuk diolah. Baru setelah itu daging kambing dimasak dengan aneka bumbu dan dibakar layaknya sate pada umumnya.

Salah satu sate olean paling enak yang bisa Anda coba di Situbondo adalah buatan Hj. Ilmi Muffidah di Desa Tenggir. Sudah berdiri sejak 1981, warung sate olean Hj. Ilmi Muffidah selalu menggunakan resep sama yang diberikan secara turun temurun. Dalam penyajiannya, warung Hj. Ilmi Muffidah juga selalu memberikan gulai agar sate terasa lebih nikmat.

Olahan Lele

Di Indonesia, lele biasanya dinikmati dengan cara digoreng terlebih dulu, lalu dimakan dengan sambal penyetan dan nasi hangat. Namun, di Situbondo Anda bisa menikmati lele dalam cara lain, yaitu dibakar. Salah satu tempat yang menawarkan menu ini adalah Depot Istana Lele di Jalan Banyuwangi, Kecamatan Banyuputih.

Sebelum dimasak, lele yang masih hidup diletakkan di kolam selama sekitar 2 hari dan tidak diberi makan. Tujuannya agar semua kotoran lele bisa hilang sebelum diolah. Setelah 2 hari, lele pun dimasak dengan digoreng terlebih dulu, baru setelah itu dibakar menggunakan bahan bakar kayu. Hal inilah yang membuat lele jadi bisa matang secara merata. Dalam pengolahannya, Depot Istana Lele menggunakan bumbu yang dibuat dari perpaduan kemiri, lada, dan kunir.

Soto Situbondo

Secara umum, Soto Situbondo dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu soto ayam dan soto daging. Jika soto ayam disajikan dengan kuah yang lebih bening, maka soto daging biasanya lebih kaya akan bumbu dan rempah-rempah.

Anda bisa mencicipi Soto Situbondo di Warung Soto H. Fauzi. Lokasinya berada di Jalan Situbondo-Banyuwangi, tepatnya di seberang Taman Pancing. Soto Situbondo yang dijual di sini masih dimasak dengan bumbu, cara, dan tradisi yang diajarkan sejak zaman nenek moyang sehingga kualitas rasanya pun terjamin.

Nasi Karak

Kuliner nasi karak di Situbondo bukanlah berupa nasi yang sudah kering lalu diolah kembali. Cara memasaknya hampir sama dengan nasi pada umumnya. Hanya saja, saat beras sudah setengah matang, akan diberikan garam halus sehingga nanti saat matang teksturnya tidak menggumpal. Setelah matang, nasi karak disajikan dengan parutan kelapa di atasnya. Tidak ketinggalan aneka lauk yang biasanya berupa ikan tongkol bumbu merah, tempe, dan tahu.

Apabila tertarik mencoba nasi karak, Anda bisa datang ke salah satu warung di kawasan Jalan Anggrek, Kelurahan Patokan, Kecamatan Situbondo. Warung nasi karak biasanya baru buka pukul 17.00-02.30 WIB. Jangan khawatir masalah harga karena umumnya nasi karak dijual mulai dari Rp6.000*.

Nasi Acak Adut

Dalam Bahasa Indonesia, acak adut memiliki arti "berantakan sekali". Memang seperti itulah tampilan penyajian dari nasi acak adut. Umumnya, satu porsi nasi acak adut terdiri dari nasi putih dengan lauk ayam kecap, oseng tempe, terong penyet, dan teri kecil-kecil yang diulek sambal terasi. Namun, jangan menilai makanan dari penampilannya saja. Cita rasa nasi acak adut ini sama sekali tidak "berantakan", tetapi justru sangat sedap.

Ada satu tempat yang selalu menjadi tujuan warga lokal jika ingin makan nasi acak adut, yaitu Warung Bu Henik di depan Bank BRI Panarukan. Lokasinya sekitar 15 menit berkendara saja dari Alun-alun Situbondo. Anda bisa datang ke sini setiap harinya pukul 08.00-16.00 WIB dengan membawa bujet sekitar Rp7.000* per porsi.

*Harga bisa berubah sewaktu-waktu

Menginap di Situbondo kini bukanlah perkara sulit karena ada cukup banyak penginapan atau hotel yang bisa Anda temukan. Tersedia beberapa hotel di Situbondo yang bisa Anda pilih. Kelas dan fasilitasnya pun beragam, semua bisa menyesuaikan dengan kebutuhan dan bujet Anda.

Budget

Tidak berlebihan rasanya menyebut Situbondo sebagai kabupaten yang ramah wisatawan backpacker. Terdapat beragam pilihan hotel murah di Situbondo untuk Anda yang memiliki bujet terbatas. Hanya dengan tarif mulai dari Rp100 ribuan*, Anda sudah bisa beristirahat dengan cukup nyaman dengan fasilitas standar seperti tempat tidur dan selimut, kipas angin/AC, dan kamar mandi.

Menengah

Tingkatkan kenyamanan Anda selama di Situbondo dengan menginap di hotel kelas menengah. Apabila dibandingkan dengan hotel bujet, hotel kelas menengah tentu menawarkan fasilitas tambahan yang lebih lengkap. Selain tempat tidur yang nyaman, biasanya di dalam kamar juga disediakan TV, toiletries, serta kursi dan meja tambahan. Beberapa hotel di Situbondo bahkan juga melengkapi layanannya dengan fasilitas kolam renang dan sarapan gratis.

*Harga sewaktu-waktu bisa berubah

1. Pelajari kosakata sehari-hari dalam bahasa Madura

   Kabupaten Situbondo memang unik. Secara geografis, Situbondo berada di Pulau Jawa dan letaknya diapit oleh Banyuwangi serta Probolinggo. Namun, dalam kesehariannya, warga Situbondo tidak berkomunikasi menggunakan bahasa Jawa seperti kebanyakan kota lain di Jawa Timur. Mereka justru menggunakan bahasa Madura.

   Konon hal ini terjadi karena posisi Situbondo yang sejajar dengan Pulau Madura. Dulu banyak pedagang Madura yang pergi ke Situbondo sehingga penggunaan bahasa pun ikut terpengaruh. Oleh sebab itu, tidak ada salahnya bagi Anda untuk mempelajari sedikit kosakata dalam bahasa Madura yang biasa digunakan sehari-hari, misalnya "terima kasih" dan "maaf".