Hotel di Ambon

Sebagai ibu kota Provinsi Maluku, Ambon memiliki luas wilayah 377 km². Ambon merupakan pusat kegiatan utama di Provinsi Maluku meliputi pelabuhan, pendidikan, serta sektor pariwisata. Menurut sejarah masyarakat setempat, istilah Ambon adalah sebutan untuk 'embun' dalam bahasa lokal. Ini karena wilayah pegunungan di Ambon sering diselimuti oleh kabut dan embun. Bangsa Portugis di zaman dahulu memberi nama dengan Nossa Senhora da�Anunciada. Sebelum berkembang sebagai sebuah kota, Ambon awalnya merupakan sebuah komplek benteng yang kerap ramai oleh kegiatan masyarakat kala itu.

Sejak zaman dahulu, Ambon memiliki daya tarik tersendiri. Khususnya sebagai penghasil rempah-rempah. Tidak jarang, di era kolonial dahulu, bangsa Belanda kerap mengekspor hasil bumi yang berupa rempah-rempah tersebut ke benua Eropa. Sampai saat ini, Ambon masih dikenal masyarakat dunia sebagai salah satu penghasil rempah-rempah terbaik. Rempah-rempah dari Ambon biasanya digunakan sebagai bahan herbal untuk kecantikan, minyak wangi, hingga bahan pembuatan makanan. Komoditas rempah yang diekspor di antaranya adalah pala dan cengkeh. Selain kaya akan rempah, perairan Maluku juga memiliki kekayaan alam tersembunyi, yakni sebagai penghasil ikan laut seperti tuna dan cakalang. Keberadaan gunung berapi di Ambon, memberikan pengaruh penting terhadap kesuburan rempah-rempah dan hasil alam masyarakat di sana.

Dari segi demografis, masyarakat Ambon terdiri dari suku yang majemuk. Suku Alifuru merupakan suku asli masyarakat Ambon. Di samping itu masih ada suku-suku lainnya seperti Kei, Aru, Fordata, dan sebagainya. Setiap suku memiliki marga yang disebut fam yang mengambil nama dari garis keturunan ayah. Selain suku asli, di Ambon juga terdapat suku pendatang lain seperti Jawa, Minahasa, Sumatera, serta suku-suku lainnya. Keberadaan suku-suku ini melahirkan banyak kebudayaan menarik yang bahkan mengandung unsur magis. Sebut saja seperti Bambu Gila dan Tari Cakalele yang sudah dikenal masyarakat nasional maupun internasional. Keunikan khas lain dari budaya Ambon adalah masyarakatnya yang selalu mengenakan ikat kepala berwarna merah.

Kota Ambon bagi masyarakat Indonesia dikenal dengan sebutan 'Ambon Manise'. Hal ini merujuk pada keindahan dan kecantikan alam Maluku yang dikenal sebagai pulau tropisnya nusantara. Tidak hanya di daratan saja, keindahan alam Ambon pun bisa dilihat dari keindahan bawah lautnya yang memesona. Peninggalan sejarah juga banyak ditemukan di berbagai daerah di Ambon.

Dari sini Anda bisa tahu bahwa Ambon tidak hanya kaya dari segi budaya tetapi juga dari alamnya. Bentang alam Ambon sangat kaya karena memiliki topografi yang variatif. Jadi tidak mengherankan jika Anda akan butuh waktu lebih dari satu hari untuk menjelajah Kota Ambon.

Anda bisa menuju Ambon dengan menggunakan transportasi udara dan laut. Berikut informasinya yang perlu Anda perhatikan:

Pesawat

Moda transportasi pesawat banyak dipilih oleh masyarakat menuju Ambon karena dinilai efisien, aman, dan nyaman. Kini banyak maskapai yang menawarkan berbagai promo menarik yang bisa Anda gunakan untuk berkunjung ke Kota Ambon.

 Bandara

Bandara yang bisa Anda tuju untuk mencapai Ambon adalah Bandara Internasional Pattimura. Nama Pattimura diambil dari sosok pahlawan nasional yang berasal dari Maluku yakni Thomas Matulessy. Pattimura dikenal sebagai pahlawan yang berjuang melawan kesewenang-wenangan kolonial Belanda. Kegigihan, keberanian, dan semangat perlawanan Pattimura demi kemerdekaan harus berakhir tragis, Pattimura gugur di tiang gantungan pada 16 Desember 1817.

Untuk menghargai jasa-jasanya, di Ambon banyak tempat menggunakan namanya. Termasuk sebagai nama bandara internasional. Bandara Internasional Pattimura memiliki fasilitas yang lengkap. Seperti fasilitas ATM, Wi-Fi, kantin, ruang untuk beristirahat, dan fasilitas lainnya. Anda juga dapat bertanya kepada Tourist Information Center (TIC) yang ada di bandara jika ada hal yang perlu ditanyakan. Dari pusat kota, bandara Pattimura hanya berselang sekitar 1 jam berkendara.

 Pesawat yang beroperasi

Pesawat yang beroperasi dengan rute penerbangan ke Ambon di antaranya adalah Garuda Indonesia, Batik Air, Lion Air, dan Sriwijaya Air. Selain itu, ada pula maskapai pesawat lainnya seperti Citilink, NAM Air, dan Wings Air yang bisa Anda gunakan.

Kapal

Cara lain untuk menuju ke Ambon adalah dengan menggunakan kapal laut. Berbeda dengan pesawat, perjalanan menggunakan kapal laut memakan waktu yang cukup lama. Untuk itu, bila memilih menggunakan kapal laut, sebaiknya rencanakan dengan matang anggaran dan juga itinerary Anda.

• Pelabuhan

  Pelabuhan utama yang digunakan untuk proses bongkar muat barang dan penumpang di Ambon adalah Pelabuhan Yos Sudarso. Lokasinya berada di Jalan Yos Sudarso, Honipopu, Sirimau, Ambon. Nama Yos Sudarso sendiri adalah salah satu pahlawan nasional Indonesia yang gugur dalam pertempuran di Laut Aru bersama KRI Macan Tutul dalam mempertahankan Irian Barat tahun 1962 silam. Fasilitas yang bisa Anda dapatkan di pelabuhan Yos Sudarso adalah gerai ATM, ruang istirahat dan ruang tunggu yang memadai.

• Kapal yang Beroperasi

  Adapun kapal penumpang yang beroperasi menuju pelabuhan Yos Sudarso biasanya berasal dari pelabuhan-pelabuhan besar maupun sedang dari berbagai provinsi di Indonesia. Agar lebih aman dan nyaman selama perjalanan menggunakan jalur laut, sebaiknya Anda menggunakan kapal yang disediakan oleh Pelni. Kapal tersebut di antaranya Dobonsolo yang mengarungi pelabuhan-pelabuhan besar di Indonesia.

Ambon menjadi kota terbesar di Provinsi Maluku yang memiliki banyak tempat populer. Tempat populer di Ambon ini banyak dikunjungi oleh masyarakat, terutama di hari libur. Pastikan untuk mengunjungi tempat-tempat popular ini saat Anda berkunjung ke Ambon.

Nusaniwe

Nusaniwe merupakan kecamatan terbesar di Kota Ambon. Masyarakat sekitar menyebutnya dengan Negeri Nusaniwe. Dalam bahasa Maluku Tengah, negeri digunakan untuk merujuk pada kata ‘desa’. Kecamatan ini memiliki dua dusun yakni Dusun Eerie dan Dusun Airlouw. Dusun Eerie adalah pusat pemerintahan sedangkan Dusun Airlouw menyimpan banyak potensi wisata menarik. Di Dusun Airlouw Anda bisa menemukan Pantai Pintu Kota yang sangat eksotis.

Di Nusaniwe juga terdapat monumen Tugu Trikora. Tugu Trikora merupakan monumen kebanggaan masyarakat Ambon. Lokasinya berada di Jalan A.M Sangaji. Monumen yang didirikan pada tahun 1962 ini dibuat untuk menandai keberhasilan masyarakat Indonesia dalam mempertahankan Irian Barat ke pangkuan ibu pertiwi. Saat malam hari, Tugu Trikora akan semakin terang dengan lampu berwarna-warni. Bagi Anda yang ingin mengunjungi Tugu Trikora, sebaiknya datanglah pada malam hari.

Sirimau

Sirimau merupakan titik tersibuk di Ambon. Kecamatan ini memang menjadi pusat pemerintahan, perdagangan, dan juga pemukiman penduduk. Letaknya yang berada di pesisir membuat Kecamatan Sirimau seolah tidak pernah tidur. Dahulu, tanah Sirimau dihuni oleh penduduk Soya. Nama Sirimau sendiri muncul saat Belanda mulai datang ke Ambon. Saat itu, para meneer Belanda menanyakan nama daerah tersebut pada penduduk Soya. Sebagai jawaban, mereka berkata siri mau yang berarti tidak tahu. Orang-orang Belanda yang tidak mengerti pun menganggap bahwa daerah tersebut bernama Sirimau.

Kini Sirimau menjadi sangat ramai dikunjungi wisatawan lokal dan mancanegara. Salah satunya adalah karena adanya Jembatan Merah Putih. Jembatan ini adalah ikon terbaru Kota Ambon. Diresmikan pada tahun 2015 lalu, jembatan menghubungkan antara lintas Poka dan Galala. Dengan adanya Jembatan Merah Putih, akses transportasi menjadi semakin mudah. Keberadaannya juga menjadi tempat populer baru bagi masyarakat. Terutama saat malam hari, jembatan makin terlihat indah dengan lampu yang benderang. Banyak orang yang kerap berfoto dengan latar Jembatan Merah Putih. Bagi Anda yang ingin berlibur ke Ambon, jangan lewatkan untuk berfoto selfie atau bersama keluarga di sini.

Pelabuhan

perekonomian, pelabuhan juga menjadi area populer di Ambon. Terdapat beberapa pelabuhan di Ambon, yang paling besar adalah Pelabuhan Yos Sudarso. Selain itu, ada pula Pelabuhan Tulehu yang mulai dijadikan sebagai kawasan ekonomi dan pariwisata Ambon dan Maluku.

Pelabuhan Tulehu banyak digunakan oleh wisatawan untuk menyeberang ke Pantai Ora, Pantai Paperu, Molana Resort, dan berbagai tempat menarik lainnya di Maluku. Dermaga pelabuhan-pelabuhan di Ambon ini biasanya memiliki pemandangan yang eksotis, terutama saat sore hari sehingga banyak yang dijadikan sebagai spot foto.

Pusat Kota Ambon

Pusat kota Ambon memiliki berbagai macam tempat yang banyak dikunjungi oleh masyarakat. Sebagai pusat administrasi dan bisnis, Kota Ambon memiliki beragam pusat perbelanjaan seperti Maluku City Mall atau MCM. MCM memiliki konsep one stop living dan terdapat berbagai macam toko yang menjual keperluan rumah tangga dari produk-produk ternama. Di sekitar mall juga terdapat toko-toko yang menjual beragam oleh-oleh khas Ambon yang bisa Anda kunjungi untuk membeli cenderamata khas Ambon. Selain itu juga terdapat Ambon City Center dan Gong Perdamaian.

Gong Perdamaian berada di Taman Pelita, pusat Kota Ambon. Untuk dapat melihat gong dari dekat, Anda harus menaiki anak tangga terlebih dahulu. Pada bagian permukaan gong terdapat 200 gambar bendera dunia. Banyak masyarakat yang berkunjung dan berfoto sebagai tanda kenang-kenangan di Gong Perdamaian ini. Selain itu juga terdapat Lapangan Merdeka Ambon. Taman kota di sini juga nampak indah, tidak jauh dari lapangan terdapat patung Pattimura yang merupakan simbol kepahlawanan masyarakat Ambon dan Maluku. Selain itu juga terdapat sebuah monumen bertuliskan 'Ambon Manise'.

Maluku

Berbicara soal tempat dan area menarik di Maluku memang tidak ada habisnya. Pulau ini menawarkan eksotisme khas tropis di Indonesia timur. Kebanyakan tempat menarik merupakan pantai-pantai yang indah dengan gugusan karang menakjubkan, contohnya seperti Pantai Natsepa.

Maluku juga kaya akan destinasi bersejarah. Sebut saja benteng-benteng peninggalan masa kolonial dahulu. Anda juga bisa mengunjungi Tulehu dengan eksotisme yang tidak kalah dengan Raja Ampat. Bahkan Tulehu dikenal sebagai kampungnya para pesepak bola terbaik di Ambon dan Indonesia pada umumnya. Jangan lupa juga mencicipi kuliner khas Maluku yang tentu tidak akan Anda temui di tempat lain.

Moda transportasi di Ambon terdiri dari dua jenis yakni transportasi darat dan transportasi laut atau perairan. Mengingat di Ambon dan Maluku masih terdapat pulau-pulau yang dipisahkan oleh wilayah perairan. Berikut moda transportasi di Ambon untuk referensi Anda saat liburan di sana.

Kapal

Ambon merupakan kota pelabuhan yang cukup besar di Maluku. Sehingga moda lalu lintas transportasi penyeberangan dan perairan padat setiap harinya. Kapal yang digunakan di antaranya Kapal Motor Penumpang (KMP) dan kapal feri. Kapal-kapal tersebut akan melayani penumpang menyeberangi pulau-pulau seberang di kota Ambon. Seperti Pulau Buru, Pulau Seram, Pulau Ora dan Kepulauan Kei. Tarif kapal pun tergantung jauh dekat penyeberangan Pulau. Biasanya tarif mulai dari Rp100.000* hingga Rp300.000*.

Speed Boat

Alternatif penyeberangan lainnya adalah speed boat. Keberadaan speed boat di Kota Ambon layaknya sebuah angkot pada transportasi darat. Masyarakat pun banyak yang memilih moda transportasi speed boat karena efisien dan cepat. Selain itu, tarifnya cukup murah berkisar antara Rp5.000–Rp10.000* saja. Bagi pelancong dengan bujet minim, speed boat bisa menjadi pilihan untuk menyeberang ke pulau-pulau indah di sekitar Ambon.

Bus

Bus penumpang banyak dijumpai di Ambon. Terutama untuk bus yang menghubungkan kota satu dengan kota lainnya. Selain itu ada pula trayek bus dari bandara ke tempat-tempat strategis di sekitar kota Ambon. Seperti Lapangan Merdeka, Hative Besar, dan beberapa tempat lainnya. Bila Anda ingin menggunakan bus untuk menuju pusat kota dari Bandara Pattimura, tarifnya mulai dari Rp25.000*.

Angkot

Selain bus, moda transportasi lain yang cukup mudah untuk ditemukan di Kota Ambon adalah angkutan kota. Masyarakat di sana biasa menyebut angkutan kota dengan sebutan ‘oto’. Tarif sekali jalan angkutan kota mulai dari Rp3.000* hingga Rp10.000*. Hal ini tergantung seberapa jauh jarak tempuh penumpang. Oto biasanya mengantar penumpang ke tempat strategis, terminal hingga pelabuhan-pelabuhan penyeberangan sekitaran Kota Ambon.

*Harga dapat berubah sewaktu-waktu

Sebutan 'Ambon Manise' untuk kota Ambon bukanlah tanpa alasan. Karena kota Ambon memiliki destinasi wisata alam tropis yang menjadi daya tarik utama bagi wisatawan. Baik wisatawan domestik maupun mancanegara. Tidak hanya keindahan alam, Ambon juga memiliki banyak destinasi wisata bersejarah.

Pantai

Pantai Natsepa

Pantai Natsepa berada di lokasi yang strategis. Jika Anda dari pusat kota Ambon, dapat ditempuh selama 30 menit. Keindahan Pantai Natsepa sudah terkenal sejak zaman dahulu. Bahkan keindahannya sampai terdengar di benua Eropa. Garis pantai Natsepa merupakan yang terpanjang di Ambon dan memiliki hamparan pasir putih serta laut dengan warna biru jernih.

Kegiatan yang bisa Anda lakukan di Pantai Natsepa adalah water activity dengan menggunakan banana boat yang disewakan oleh pengelola. Arusnya yang tenang membuat siapa saja merasa aman untuk berenang di sekitaran pantai. Anda juga bisa menikmati rujak buah khas Natsepa sambil menikmati semilirnya angin pantai yang sejuk.

Harga tiket	: Rp2.000–Rp3.000*
Jam operasional	: 06.00–21.00

Pantai Hukurila

Eksotisme Ambon lainnya dapat dilihat dari keindahan Pantai Hukurila. Lokasinya dapat ditempuh dengan berkendara kurang dari satu jam ke arah selatan pusat kota Ambon. Anda bisa menggunakan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum yang mudah didapat karena lokasinya berada di tempat strategis.

Daya tarik Pantai Hukurila selain panoramanya yang indah adalah keberadaan goa-goa di bawah lautnya. Alam bawah laut Hukurila menghadirkan pemandangan terumbu karang indah dan menjadi habitat bagi kelinci laut. Tidak heran kalau Pantai Hukurila juga kerap dijadikan spot diving para penyelam.

Harga tiket	: Gratis
Jam operasional	: 08.00–21.00

Budaya/Sejarah

Benteng Ferangi

Ambon tidak hanya melulu keindahan pantai tetapi juga terdapat destinasi wisata bernilai sejarah seperti Benteng Ferangi. Benteng Ferangi dibangun pada tahun 1575 dan biasa disebut Benteng New Victoria. Lokasinya berada tidak jauh dari pusat Kota Ambon dan sangat mudah ditemukan.

Waktu terbaik untuk datang ke Benteng Ferangi bersama keluarga adalah siang hari atau sore hari. Saat sore hari Anda bisa menyaksikan sunset dari atas benteng yang menghadap ke laut. Selain itu, Anda juga bisa menyaksikan pemandangan menakjubkan kota Ambon di sore hari. Anda tidak perlu membayar tiket masuk untuk dapat mengunjungi Benteng Ferangi ini.

Harga tiket	: Gratis
Jam operasional	: 08.00–21.00

Benteng Amsterdam

Lokasi Benteng Amsterdam berdekatan dengan Desa Hila yang bisa ditempuh dari pusat Kota Ambon sekitar satu jam berkendara. Bangunan benteng terdiri dari tiga lantai. Lantai pertama terbuat dari batu bata merah, sedangkan untuk lantai kedua dari kayu besi. Dahulu lantai pertama digunakan untuk tempat tidur serdadu, sedangkan lantai dua digunakan untuk keperluan rapat. Untuk lantai tiga digunakan untuk memantau musuh dari laut. Kini, lantai tiga tersebut banyak digunakan wisatawan untuk berfoto dengan latar belakang pantai.

Benteng Amsterdam bisa dijangkau dengan menggunakan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Sekitar benteng juga banyak pedagang yang menjual makanan khas Ambon. Jadi, Anda bisa mengunjungi benteng sembari menikmati kuliner khas Ambon. Seperti benteng-benteng lainnya, di Benteng Amsterdam Anda tidak perlu membayar tiket masuk.

Harga tiket	: Gratis
Jam operasional	: 08.00–21.00

Museum

Museum Siwa Lima

Destinasi wisata bersejarah Ambon kurang lengkap tanpa mengunjungi Museum Siwa Lima. Museum Siwa Lima adalah museum yang cukup tua di Kota Ambon. Bahkan museum ini sudah ada sejak zaman kolonial Belanda dahulu.

Koleksi bersejarah di Museum Siwa Lima cukup beragam. Mulai dari peralatan masyarakat Ambon di zaman dahulu, fosil binatang purba dan binatang laut, dan juga benda peninggalan raja-raja Ambon tersimpan rapi di sini. Koleksi semakin lengkap dengan dokumentasi foto kota Ambon di masa kolonial Belanda dan Jepang. Lokasi museum berada di Jalan Dr. Malaiholo, Nusaniwe, Ambon.

Harga tiket	: Gratis
Jam operasional	: 09.00–16.00

*Harga dapat berubah sewaktu-waktu

Sebagai penghasil rempah-rempah terbaik di Indonesia dan dunia, Ambon memiliki kuliner nikmat untuk Anda coba dan nikmati. Mulai dari makanan berat hingga makanan ringan berupa camilan.

Papeda Ikan Kuah Kuning

Papeda adalah makanan paling terkenal di Ambon. Bahan bakunya terbuat dari sagu dan dimasak hingga menyerupai lem. Sagu inilah yang menjadi makanan pokok bagi masyarakat Maluku maupun Ambon. Kini, papeda banyak dicari oleh para wisatawan saat berkunjung ke Ambon.

Papeda biasanya makin lengkap bila disajikan dengan ikan kakap kuah kuning. Kuah kuning tersebut terbuat dari campuran rempah-rempah yang menghasilkan rasa gurih. Salah satu rumah makan yang menjual papeda ikan kuning adalah RM Dua Ikan yang berada di Jalan Wolter Monginsidi No.1, Baguala, Ambon.

Rwbia

Rwbia merupakan makanan asli Maluku yang penampilannya sepintas mirip dengan rendang. Hidangan ini terbuat dari bahan dasar kerang yang oleh masyarakat setempat dikenal dengan nama bia. Jenis kerang yang digunakan biasanya tergantung yang banyak ditemukan di daerah tersebut. Maka jangan heran bila Anda menemukan rwbia di satu dengan tempat lain di Ambon akan sedikit berbeda.

Bumbu Rwbia diolah dari rempah-rempah pilihan. Terdiri dari aneka bawang, kelapa sangrai, santan, gula aren, jintan, kunyit, dan bahan lainnya yang dicampur menjadi satu. Proses memasaknya cukup lama untuk menghasilkan cita rasa yang nikmat. Anda bisa mendapatkan Rwbia di sekitar pasar tradisional yang berada di pesisir Ambon. Termasuk di antaranya sentra kuliner yang ada di sekitaran Pantai Natsepa.

Sagu Gula

Camilan khas Ambon yang patut Anda coba adalah sagu gula. Bahan dasarnya berupa sagu dan kelapa yang dipanggang di sebuah cetakan yang terbuat dari tanah liat. Di beberapa daerah sagu gula diberi isian gula aren. Variasi ini membuat rasa sagu gula terasa semakin legit dan memunculkan aroma wangi saat setelah dipanggang. Kudapan ini sangat cocok untuk dijadikan teman minum kopi atau teh.Camilan sagu gula banyak dijual di kedai kopi hingga pasar tradisional Ambon dan cocok untuk dijadikan oleh-oleh.

Kue Kenari

Satu lagi camilan kota Ambon yang tak kalah terkenal adalah kue kenari. Kenari memang banyak terdapat di Ambon, jadi tidak jarang jika masyarakat setempat banyak mengolahnya menjadi kue dan kudapan lainnya seperti bolu kenari dan bagea kenari.

Mendapatkan kue kenari di Ambon tidaklah susah. Karena kue ini banyak dijual di pusat oleh-oleh yang tersebar di Ambon. Harganya pun bervariasi, mulai dari Rp35.000* untuk ukuran kemasan 250 gram. Anda bisa mendapatkan harga yang lebih murah dengan datang ke pasar tradisional. Ini karena para pedagang biasa menjual kue kenari secara curah.

Kopi Rarobang

Jika Anda penikmat kopi, tidak ada salahnya untuk mencoba kopi Rarobang. Sebenarnya kopi rarobang merupakan kopi robusta yang dipadu dengan racikan yang unik. Yakni dengan campuran jahe putih, madu, dan taburan biji kenari. Sehingga menghasilkan rasa dan tekstur yang berbeda.

Salah satu tempat yang bisa Anda tuju untuk menikmati kopi ini adalah di deretan kedai kopi di Jalan Said Perintah, Ambon. Seperti di Kafe Sibu-Sibu yang menjual kopi rarobang dengan harga Rp19.000* per cangkirnya.

Rujak Natsepa

Rujak Natsepa berbeda dengan rujak pada umumnya. Meski buah yang digunakan hampir sama, saus yang digunakan adalah olahan bumbu kacang dan gula aren yang khas daerah Ambon. Legitnya siraman bumbu olahan kacang dan gula aren membuat irisan buah yang segar pun terasa semakin nikmat.

Seperti namanya, Rujak Natsepa banyak dijual di sentra kuliner yang ada di Pantai Natsepa. Untuk harga satu porsi rujak buah ini biasanya sekitar Rp15.000*. Anda bisa menikmatinya bersama keluarga sambil menikmati panorama alam Pantai Natsepa yang eksotis.

*Harga dapat berubah sewaktu-waktu

Sebagai salah satu kota dengan beragam destinasi menarik, Ambon memiliki beberapa hotel yang bisa Anda pilih sebagai tempat untuk menginap selama berlibur. Salah satunya adalah hotel di pusat Kota Ambon. Kawasan pusat kota akan memudahkan Anda untuk menjangkau aneka destinasi wisata favorit di Ambon.

Budget

Terdapat beberapa hotel murah di Ambon untuk para backpacker. Di antaranya adalah Collin Beach Hotel yang ada di Jalan Amalanite No. 1, Latuhalat, Ambon. Tarif yang ditawarkan mulai dari harga dibawah Rp200.000* per malam. Fasilitas yang bisa Anda dapatkan dalam penginapan murah di Ambon ini antara lain kamar AC, akses Wi-Fi, dan sarapan pagi. Selain itu tempat tidur yang nyaman juga bisa Anda dapatkan.

Menengah

Bagi Anda yang ingin menikmati hotel dengan fasilitas mewah tanpa biaya yang mencekik, hotel bintang tiga merupakan pilihan tepat. Salah satu hotel bintang tiga di kota Ambon adalah Everbright Hotel Ambon yang ada di Jalan Cendrawasih No. 20. Tarif hotel dimulai dari Rp300 ribuan* per malam. Anda pun bisa menikmati fasilitas nyaman di kamar. Lokasi hotel pun tidak jauh dari Bandara Pattimura yakni hanya 40 menit saja. Anda juga bisa menyewa mobil apabila diperlukan.

Mewah

Bila Anda memiliki anggaran cukup besar, Anda bisa menginap di hotel bintang 4 yang terdapat di Ambon. Santika Premiere Ambon dan Swiss-Belhotel Ambon adalah dua di antara hotel mewah yang bisa Anda sewa untuk keperluan berlibur. Seperti berbulan madu, acara bisnis, dan kegiatan lainnya.

*Harga dapat berubah sewaktu-waktu

Ada beberapa catatan penting bagi Anda saat berlibur ke Ambon. Terutama bila Anda baru pertama kali mengunjunginya. Berikut beberapa di antaranya yang perlu Anda perhatikan.

1. Perhatikan cuaca

   Pastikan ketika Anda ingin menyeberang ke pulau-pulau lain di Ambon, sebaiknya saat cuaca cerah. Karena saat cuaca hujan, biasanya kapal-kapal akan menunda pemberangkatan hingga cuaca normal.

2. Pahami beberapa istilah lokal

   Saat naik angkutan umum, di Jakarta dan kota besar lainnya Anda biasa berkata 'Kiri' agar kendaraan berhenti. Di Ambon Anda harus berkata 'minggir bung'. Dengan begitu angkot akan berhenti di tempat yang Anda tuju.

3. Kenali sapaan khas Ambon

   Di Ambon ada pula istilah 'Bu' yang bukan merujuk pada istilah seorang ibu. Melainkan seorang kakak laki-laki. Jadi, jangan heran bila masyarakat setempat mungkin memanggil Anda dengan sebutan 'Bu' meski Anda seorang laki-laki.