Hotel di Jayawijaya
Baliem Pilamo Hotel





Sebuah hunian yang nyaman, bersih, dan desain yang minimalis. Baliem Pilamo Hotel menawarkan pelayanan yang istimewa dan fasilitas yang akan membuat pengalaman menginap Anda tidak terlupakan, seperti Wi-Fi gratis di semua kamar, TV, restoran, layanan kebersihan, resepsionis yang ramah, serta beberapa fasilitas yang lainnya.



Tentang Jayawijaya
Kabupaten Jayawijaya memiliki luas wilayah sebesar 6.585 kilometer2 dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Yahukimo di sebelah selatan, Kabupaten Pegunungan Bintang di timur, Kabupaten Yalimo dan Kabupaten Mamberamo Tengah di utara, dan Kabupaten Tolikara serta Kabupaten Lanny Jaya di barat.
Sejarah mencatat, penemuan Lembah Baliem yang Agung dilakukan secara tidak sengaja oleh Richard Archbold pada perjalanan ekspedisinya tahun 1938 silam. Melalui jendela pesawat yang kala itu melintas, Richard melihat lembah berwarna hijau yang begitu indah.
Inilah yang menjadi awal dari terbukanya wilayah Jayawijaya, terutama Lembah Baliem dari dunia luar. Selanjutnya, ekspedisi lain yang dipimpin oleh Kapten Teerink melakukan pendaratan di Danau Habema.
Masyarakat asli yang mendiami wilayah Lembah Baliem disebut dengan Orang Dani Lembah. Namun, kenaikan populasi di kawasan Jayawijaya, termasuk Baliem ini terbilang begitu rendah dibandingkan dengan kawasan lainnya. Kabarnya, ini disebabkan karena keinginan dari para ibu untuk memiliki buah hati maksimal dua orang.
Hewan khas di wilayah Jayawijaya adalah babi. Hewan ini selalu menjadi mas kawin wajib para laki-laki, juga berperan sebagai hewan yang melambangkan gembira dan kesedihan. Tidak hanya itu, babi juga digunakan sebagai alat untuk membayar denda untuk setiap pelanggaran adat yang dilakukan oleh masyarakat. Pun dalam pesta adat, babi juga menjadi olahan utama.
Sebanyak lebih dari 230 juta jiwa mendiami Kabupaten Jayawijaya, dengan kepadatan penduduk mencapai lebih dari 35 jiwa per kilometer2. Masyarakat asli Kabupaten Jayawijaya dan Wamena memenuhi kebutuhan hidup dengan bekerja sebagai petani tradisional. Mereka mengonsumsi jagung, keladi, dan ubi jalar sebagai bahan makanan pokok. Tak heran jika Anda akan sering menemukan ketiga tanaman ini di Jayawijaya dan Wamena.
Akses ke Jayawijaya
Meski berada di ujung timur Indonesia, Anda tetap bisa dengan mudah menuju ke Kabupaten Jayawijaya. Berikut pilihan moda transportasi yang bisa Anda gunakan:
Pesawat
Supaya tiba lebih cepat, tentu Anda harus menuju Jayawijaya menggunakan pesawat. Biasanya, wisatawan dengan waktu liburan yang singkat memilih moda transportasi ini, meski harga tiketnya terbilang cukup tinggi.
Bandara
Pesawat akan mengantarkan Anda hingga ke Bandar Udara Wamena yang berlokasi di Kabupaten Puncak Jaya. Bandar udara ini terbilang kecil, tetapi begitu sibuk oleh lalu lintas udara. Tidak heran, karena transportasi di Kabupaten Jayawijaya hingga kini masih mengandalkan jalur udara, baik untuk angkutan sipil maupun barang.
Namun, untuk menuju ke Bandar Udara Wamena, penerbangan Anda akan berhenti sejenak di Bandar Udara Internasional Sentani, Jayapura. Lalu, dari Jayapura menuju ke Wamena, penerbangan Anda akan memakan waktu sekitar 1 jam.
Pesawat yang beroperasi
Pada tahun 2011 lalu, hanya ada dua maskapai penerbangan yang melayani rute menuju Wamena dari Bandar Udara Internasional Sentani di Jayapura, yaitu Nusantara Air Charter dan Trigana Air Service. Kini, selain Trigana Air Service, ada beberapa maskapai lain yang melayani rute ke Wamena, yaitu NAM Air dan Wings Air.
Kapal
Perjalanan ke Kabupaten Jayawijaya juga bisa Anda tempuh dengan menggunakan kapal. Meski harganya terbilang jauh lebih terjangkau dibandingkan dengan pesawat, Anda harus menyiapkan lebih banyak waktu, karena perjalanan laut ke Jayawijaya memakan waktu hingga delapan hari.
Anda akan diantar oleh KM Gunung Dempo hingga tiba di Pelabuhan Jayapura. Jika perjalanan diawali dari Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta, Anda akan singgah di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Makassar, Sorong, Manokwari, Wasior, dan Nabire sebelum sampai di tujuan akhir. Anda bisa melanjutkan perjalanan dengan pesawat ke Bandar Udara Wamena setibanya di Jayapura, karena tidak ada akses lain ke Wamena kecuali melalui udara.
Area Populer di Jayawijaya
Sebelum melanjutkan perjalanan ke destinasi wisata yang ada di Kabupaten Jayawijaya, sebaiknya Anda sisihkan waktu untuk mengunjungi area populer yang dimiliki wilayah kabupaten ini,
Wamena
Wamena, ibu kota dari Kabupaten Jayawijaya ini berada di tengah sebuah lembah yang begitu subur dan sangat populer di Papua, yaitu Lembah Baliem. Wilayahnya dikelilingi oleh gugusan bukit di ketinggian sekitar 1.600 meter di atas permukaan laut. Tentu saja, ini membuat Wamena memiliki suhu udara yang cenderung dingin.
Jangan sampai Anda melewatkan kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan suku asli Wamena, yakni Suku Dani. Tradisi perang dan tarian tradisional yang masih dipertahankan hingga saat ini merupakan daya tarik tersendiri bagi setiap wisatawan yang mengunjungi Wamena. Selain itu, jangan sampai ketinggalan untuk melihat langsung mumi kepala suku yang cukup terkenal.
Transportasi di Jayawijaya
Kabupaten Jayawijaya dan sekitarnya di wilayah Provinsi Irian Jaya masih terbilang kecil, oleh karena itu pilihan moda transportasinya pun terbilang tidak sebanyak di kota besar. Namun, Anda masih bisa menggunakan dua pilihan transportasi berikut untuk berkeliling Jayawijaya dan Wamena:
Sewa mobil/motor
Hingga kini, transportasi di Wamena dan Kabupaten Jayawijaya masih mengandalkan jalur udara. Sementara itu, beberapa akses darat yang menghubungkan Wamena dengan beberapa distrik yang berada di sekitarnya sudah bisa diakses dengan kendaraan beroda dua. Anda bisa menyewa motor dari masyarakat setempat untuk berkeliling. Akan tetapi, beberapa akses biasanya harus dilalui dengan berjalan kaki.
Anda juga bisa menggunakan mobil untuk berkeliling di Kabupaten Jayawijaya dan Wamena. Namun, mobil yang Anda pilih disarankan jenis Strada atau sejenisnya yang memiliki kemampuan 4WD. Beberapa akses jalan di Kabupaten Jayawijaya terbilang masih belum beraspal, ditambah cuaca yang sering berubah membuat Anda perlu teliti dan hati-hati ketika berkendara.
Lainnya
Becak
Moda transportasi becak bisa Anda temukan ibu pusat Kota Wamena. Namun, jumlahnya mungkin tidak sebanyak di kota besar pada umumnya. Perlu Anda perhatikan ketika memilih becak sebagai angkutan untuk mengantar Anda berkeliling, sebaiknya lakukan tawar-menawar harga terlebih dahulu agar tercapai kesepakatan. Terkadang, harga yang ditawarkan bisa tidak masuk akal, terutama di musim liburan.
Tempat Wisata di Jayawijaya
Puas berkeliling Wamena dan menikmati setiap keindahan yang dimilikinya? Jangan dulu, Anda masih harus melanjutkan perjalanan ke Kabupaten Jayawijaya untuk menjelajahi beragam destinasi wisata yang ada. Berikut beberapa di antaranya.
Alam
Danau Habbema
Lokasi pertama yang harus ada di daftar kunjungan wisata Anda di Kabupaten Jayawijaya adalah Danau Habbema. Danau ini berada di Taman Lorenz yang merupakan kawasan konservasi di Kabupaten Jayawijaya. Berada di ketinggian sekitar 3.225 meter di atas permukaan laut, Danau Habbema bisa ditempuh selama sekitar 3 jam berkendara dari Wamena.
Pagi hari adalah waktu yang paling tepat untuk mengunjungi Danau Habbema, karena Anda bisa mengabadikan Puncak Trikora yang letaknya berada di sebelah selatan danau. Pemandangan alam di lokasi ini menjadi salah satu yang paling indah di Indonesia, dengan latar pegunungan dan suasana yang sejuk dan menenangkan. Untuk wisatawan asing yang ingin mengunjungi Danau Habbema, sebelumnya diharuskan untuk melakukan pengurusan perizinan di kantor Balai Taman Nasional Lorentz.
Tiket masuk | : Gratis* |
Jam operasional | : Setiap hari sampai pukul 17.00 |
Telaga Biru
Merupakan sebuah danau kecil dengan air yang jernih berwarna hijau toska, Telaga Biru juga menjadi salah satu destinasi wisata favorit yang berlokasi di Distrik Maima. Anda mungkin akan kesulitan menemukan telaga ini karena minimnya informasi petunjuk arah. Namun, Anda akan bertemu dengan penduduk setempat yang bersedia untuk mengantar.
Setidaknya, Anda membutuhkan waktu sekitar 1 jam berjalan kaki untuk menuju ke Telaga Biru dari Distrik Maima. Meski lelah, namun keindahan pemandangan alam dengan sejuknya udara di wilayah Telaga Biru akan membuat momen liburan Anda semakin berkesan.
Sayangnya, Anda tidak diizinkan untuk merasakan segarnya air telaga, karena ternyata masyarakat setempat menjadikan Telaga Biru sebagai tempat yang sakral. Berdasarkan penuturan mereka, dahulu orang pertama di Papua muncul tepat dari tengah danau. Beberapa yang lain mengatakan bahwa terdapat sebuah honai atau rumah tinggal tepat di dasarnya. Terlepas dari mitos tersebut, Telaga Biru tetap menjadi tujuan wisata wajib bagi para wisatawan.
Tiket masuk | : Gratis* |
Jam operasional | : Setiap hari |
Goa Kontilola
Destinasi wisata alam lain yang dimiliki Kabupaten Jayawijaya adalah gua, yaitu Goa Kontilola. Gua yang berada di bawah tanah ini menghadirkan unsur mistis yang sangat kentara. Tidak hanya memiliki pemandangan alam yang luar biasa, Anda juga bisa menemukan beragam lukisan peninggalan manusia purba. Oleh masyarakat setempat, lukisan ini disebut sebagai gambar-gambar alien. Akses menuju Goa Kontilola terbilang sulit, sehingga ada baiknya Anda meminta warga setempat untuk memandu perjalanan.
Tiket masuk | : Gratis* |
Jam operasional | : 24 jam |
Budaya/Sejarah
Lembah Baliem
Tak kalah memesona dengan Danau Habbema, Lembah Baliem yang menjadi perkampungan untuk suku asli Wamena, suku Dani juga menawarkan keindahan alam yang menawan. Selain bisa menikmati pemandangan, Anda juga bisa bercengkrama dengan masyarakat asli hingga mempelajari budaya dan tradisi yang masih dilestarikan hingga kini.
Setiap bulan Agustus, selalu diadakan Festival Baliem di Lembah Baliem. Mengunjungi festival ini bisa membuat Anda mengerti lebih dalam akan tarian perang yang dimainkan oleh masyarakat Suku Dani.
Tiket masuk | : - |
Jam operasional | : Setiap hari sampai pukul 18.00 |
Kampung Suroba
Selain berkenalan lebih dekat dengan suku Dani di Lembah Baliem, masih ada lagi desa wisata yang kental akan budaya dan tradisinya, yaitu Kampung Suroba. Dari Wamena, kampung yang berada di Distrik Pisugi ini bisa Anda tuju dengan berkendara sekitar 1 jam. Anda bisa langsung menyaksikan arsitektur bangunan masyarakat setempat yang menggunakan rumput alang-alang.
Tidak hanya itu, penduduk setempat akan siap menyambut kedatangan setiap wisatawan di Kampung Suroba dengan tarian tradisional. Honai, atau rumah tinggal masyarakat setempat bahkan ditawarkan untuk digunakan sebagai tempat menginap dengan harga yang telah disepakati.
Tiket masuk | : Mulai dari Rp900.000* (tergantung paket atraksi) |
Jam operasional | : Setiap hari |
Lainnya
Distrik Kurulu
Masih berada di sekitar kawasan Lembah Baliem, ada lagi atraksi unik yang bisa Anda saksikan di sana, yakni melihat langsung bagaimana tampilan mumi yang mengalami proses pengawetan. Setidaknya, ada enam mumi yang diawetkan di Lembah Baliem, dan salah satunya yang paling terkenal berada di Distrik Kurulu.
Wim Motok Mabel adalah nama mumi yang diawetkan di Distrik Kurulu ini. Usianya sudah lebih dari 280 tahun. Semasa hidupnya, Mabel merupakan panglima perang yang begitu dihormati di Distrik Kurulu, bahkan hingga ke seantero wilayah Lembah Baliem. Nama Wim Motok yang disematkan di depan nama sang panglima sendiri berarti "panglima" dan "perang".
Tiket masuk | : Sesuai kesepakatan |
Jam operasional | : Setiap hari |
Desa Aikima
Kawasan Lembah Baliem memang menjadi sentra wisata Kabupaten Jayawijaya. Perkampungan penduduk lokalnya pun memiliki keunikan yang mengundang minat siapa pun yang menghampiri. Sebut saja Desa Aikima yang sangat unik karena memiliki perbukitan yang tertutup pasir putih. Pasalnya, baik Lembah Baliem maupun Wamena berada dalam radius beribu kilometer dari pantai, tetapi ada pasir putih di bukit.
Mendakilah ke puncak selama sekitar 10 menit, Anda akan menemukan batu-batu berukuran besar yang menjadi lokasi terbaik untuk berfoto. Pemandangan lanskap Lembah Baliem pun terlihat sangat indah dari Desa Aikima ini. Rasanya, Anda sangat dekat dengan awan di langit, sehingga bisa menyentuhnya kapan saja.
Tiket masuk | : Gratis* |
Jam operasional | : Setiap hari |
*Harga dapat berubah sewaktu-waktu
Kuliner Jayawijaya
Budayanya yang beragam dan unik, destinasi wisatanya yang indah dan menakjubkan. Tentu, itu belum sempurna jika Anda tidak menjajal aneka kuliner yang dimiliki Jayawijaya. Cita rasanya unik dan otentik, terasa begitu menggoda lidah. Penasaran? Ini rekomendasinya untuk Anda.
Talas Marmer
Anda mungkin bisa menjumpai kuliner talas ini di Bogor, karena wilayah yang disebut Kota Hujan ini memang terkenal akan kuliner berbahan talas. Namun, di Jayawijaya dan Wamena, talas juga menjadi salah satu pilihan makanan yang diminati. Namun, tetap saja, talas di Jayawijaya memiliki keunikannya tersendiri, karena dibuat mirip dengan keik marmer.Soal rasa, kudapan ini memiliki cita rasa yang manis dan lezat, mirip seperti kue talas yang Anda jumpai di Bogor. Sayangnya, harganya terbilang cukup mahal untuk olahan ini, yaitu sekitar Rp100.000* untuk ukuran 5 hingga 7 iris. Anda bisa menjumpainya di sentra oleh-oleh Wamena dan Jayawijaya.
Udang Selingkuh
Nama yang menarik, ya? Memang benar, udang selingkuh merupakan kuliner yang terbilang unik di wilayah Jayawijaya dan Wamena. Nama ini dipilih karena bentuk udangnya yang menggunakan udang jenis capit, rasanya benar-benar empuk. Berbeda dengan udang yang biasa Anda konsumsi, udang capit besar ini memiliki daging yang lebih banyak.
Soal harga, tentu saja lebih mahal dari udang biasa, yakni berkisar antara Rp100.000* hingga Rp300.000* sesuai dengan ukuran udang. Meski begitu, rasanya yang lezat tidak akan membuat Anda menyesal telah membeli kuliner udang selingkuh. Tidak perlu penasaran, karena banyak restoran di Jayawijaya dan Wamena yang menyajikan olahan kuliner yang satu ini.
Papeda
Selain udang selingkuh, kuliner khas Jayawijaya lainnya adalah papeda. Sebenarnya, papeda ini termasuk kuliner favorit di Provinsi Papua, terbuat dari sagu jenis tumang dengan tambahan bahan lainnya hingga bertekstur lembek seperti bubur tetapi lengket seperti lem. Rasanya cukup hambar, dan biasa dikonsumsi dengan cara dililit menggunakan benda semacam sumpit.
Oleh masyarakat setempat, papeda kemudian dikonsumsi dengan sajian tambahan, seperti misalnya ikan merah, ikan tongkol, atau ikan mubara. Kuahnya memiliki rasa yang begitu menggoda, dengan tambahan kunyit pedas. Begitu kaya akan rempah dan cita rasa yang sangat luar biasa.
Kue Lontar
Nah, supaya wisata kuliner Anda semakin sempurna, cicipi pula enaknya kue lontar, yang terbuat dari campuran margarin, telur, dan susu kental manis. Namanya memang kue lontar, tetapi ternyata kue ini tidak memiliki bahan campuran lontar. Dilihat dari tampilannya, kue lontar ini cukup mirip dengan kue pai yang menjadi makanan khas Bali. Warna dan rasa yang ditawarkan juga beragam, Anda bisa mencicipinya langsung di sentra oleh-oleh di Kabupaten Jayawijaya dan Wamena.
*Harga dapat berubah sewaktu-waktu
Hotel di Jayawijaya
Anda akan dengan mudah menemukan tempat menginap di Kabupaten Jayawijaya dan sekitarnya hingga ke Wamena, karena ada banyak pilihan hotel di sini. Namun, supaya pencarian dan pemesanannya lebih mudah dan Anda mendapatkan hotel di Wamena dan Jayawijaya yang sesuai dengan bujet dan keinginan.
Budget
Biasanya, akomodasi bujet atau kelas murah ini menjadi incaran wisatawan domestik maupun mancanegara yang melakukan perjalanan ala backpacker. Perjalanan ini mengutamakan pengalaman dan menggunakan uang seminimal mungkin. Untungnya, tidak sulit untuk mendapatkan akomodasi berbujet rendah, meski fasilitas yang ditawarkan pun tidak begitu lengkap. Namun, kenyamanan beristirahat tetap akan Anda dapatkan.
Menengah
Pilihan hotel di Wamena dan Jayawijaya berikutnya adalah akomodasi kelas menengah, yang biasanya dipilih untuk tempat beristirahat pasangan atau keluarga. Harga sewanya tentu sedikit lebih mahal dibandingkan dengan hotel bujet, tetapi itu sebanding dengan fasilitas yang disediakan untuk Anda. Pilihan hotel kelas menengah ini menawarkan akses internet gratis, kamar mandi pribadi beserta fasilitas penunjang lainnya, seperti yang bisa Anda temukan di Baliem Pilamo Hotel.
Catatan penting
Provinsi Papua, tak terkecuali Jayawijaya, menjadi destinasi yang diburu oleh wisatawan, baik lokal maupun mancanegara. Keindahan alamnya benar-benar tak tergantikan, belum lagi ragam budayanya yang unik. Namun, perhatikan hal berikut ini sebelum memulai perjalanan ke Jayawijaya:
Waspada di Bandara Wamena
Selalu waspada dan hati-hati di tempat baru, termasuk di Bandar Udara Wamena. Anda akan menjumpai porter yang mengambil segala barang bawaan tanpa pernah melakukan konfirmasi atau menawarkan jasa mereka terlebih dahulu. Lakukan negosiasi harga, karena apa saja bisa berharga di atas akal sehat untuk pelancong di tempat ini.
Bawa Perlengkapan
Persiapkan semua perlengkapan Anda beberapa hari sebelum keberangkatan. Karena Jayawijaya memiliki suhu udara yang terbilang dingin, disarankan bagi Anda untuk membawa pakaian tebal dan jaket, juga sandal dan sepatu yang nyaman. Selain itu, persiapkan obat-obatan pribadi yang biasa Anda konsumsi sebagai tindakan antisipasi.
Berani Menanyakan Kehalalan Makanan
Babi menjadi makanan utama yang disantap oleh masyarakat asli Jayawijaya dan Wamena. Jika Anda berpantang terhadap olahan berbahan dasar babi, tidak ada salahnya untuk menanyakan pada penjual atau pemilik rumah makan maupun restoran terlebih dahulu, apakah olahan makanan yang dihidangkan halal atau tidak.
Ulasan Hotel di Jayawijaya
Agar Anda tidak salah pilih!
Temukan referensi hotel-hotel terbaik di Jayawijaya dari 4 ulasan hotel dengan nila rata-rata 7.1.
Simak ulasan terbaru dari pelanggan Pegipegi.