Hotel di Bima
Kalaki Beach Hotel


Pilihan akomodasi yang ideal untuk Pasangan, Backpacker dan Liburan Keluarga.
Kalaki Beach Hotel sebuah hunian yang berlokasi di Bima NTB. Suasana ruangan yang bersih dan nyaman, cocok bagi Anda yang akan berlibur atau mengadakan kunjungan bisnis. Lokasi yang strategis sehingga mudah untuk diakses, dan harga yang terjangkau bisa menjadi pilihan akomodasi perjalanan Anda.



Hotel Lambitu



Hotel minimalis yang nyaman di kota Bima
Hotel Lambitu sebuah penginapan yang berlokasi di Jalan Sumbawa No.4, Paruga, Rasanae Barat, Bima, Nusa Tenggara Barat. Suasana ruangan yang bersih dan nyaman, cocok bagi Anda yang akan berlibur atau mengadakan kunjungan bisnis. Lokasi yang strategis sehingga mudah untuk diakses, dan harga yang terjangkau bisa menjadi pilihan akomodasi perjalanan Anda.

Marina Inn Bima


King's Garden




King's Village




Hotel Marina Bima





Hotel Camelia




Hotel Favorit



Hotel Mutmainnah




Tentang Bima
Bima terpisah dari (tetapi dikelilingi oleh) Kabupaten Bima. Masyarakat Bima dan seluruh wilayah timur Sumbawa berbicara dengan apa yang dikenal sebagai Bahasa Bima, dikenal juga dengan nama Nggahi Mbojo. Secara tradisional, Bima merupakan kota pelabuhan yang terhubung ke kota pelabuhan lain di Indonesia Timur seperti Makassar dan Ternate, serta pelabuhan di Lombok, Bali, dan Jawa Timur.
Dari tahun 1620 hingga 1958, Bima adalah ibu kota Kesultanan Bima. Di zaman modern, Bima adalah pusat ekonomi dan regional terbesar di Sumbawa Timur dengan transmigran dari daerah lain di Indonesia, terutama Jawa, Bali, dan Lombok. Bima adalah rumah bagi Masjid Sultan Salahuddin dan Museum Sultan Salahuddin (bekas istana Bima Sultan). Bima terhubung dengan jalan provinsi ke Dompu dan Sape.
Sejarah dari Bima sendiri sangat menarik untuk diikuti. Kesultanan Bima adalah sebuah negara Muslim di bagian timur Sumbawa, lokasi Kabupaten Bima saat ini. Kesultanan Bima adalah pemerintahan penting regional yang membentuk batas timur Islam di bagian Indonesia ini dan mengembangkan budaya elit yang terinspirasi oleh model Makassar dan Melayu. Bima menjadi sasaran pemerintahan kolonial tidak langsung pada 1669-1949 dan berhenti menjadi kesultanan pada tahun 1958.
Dulunya, masyarakat Bima dibagi menjadi 2 kelas bangsawan yang disebut ruma dan rato, dan kelas orang bebas, dou mardika. Di bawah mereka ada kategori budak, yang sering diambil dari Manggarai di Flores atau Sumba. Populasi dibagi menjadi sejumlah besar kelompok tugas yang didefinisikan menurut profesi turun-temurun mereka. Raja, wazirnya (Ruma Bicara), dan dewan kerajaan, memiliki kemampuan untuk menduduki pemerintahan tingkat desa dan tugasnya adalah untuk dapat memastikan masyarakat yang tinggal tetap makmur dan bahagia.
Namun, semua ini berubah di abad ke-19, masa yang relatif tenang dalam sejarah kesultanan. Negara kolonial Belanda semakin mencoba untuk mengontrol pemerintahan lokal. Pada tahun 1905, Bima berubah menjadi "fief" (leen) dan Sultan Ibrahim harus menyerahkan hak atas perdagangan luar negeri. Perpajakan juga direorganisasi dan ditangani oleh pemerintah kolonial. Perambahan Eropa yang semakin meningkat menyebabkan beberapa pemberontakan kecil, terutama di Ngali pada 1908-1909.
Pada tahun 1920, Bima kehilangan kontrol atas Manggarai, tetapi sultan dikompensasi dengan memerintah Sanggar, sebuah kerajaan tetangga yang bergabung dengan Bima pada tahun 1928. Jepang menyerbu Hindia Belanda pada tahun 1941-1942 dan pemerintahan Belanda di Sumbawa. Penghuni Jepang meninggalkan Sultan Bima dan (Barat) Sumbawa di tempat, dan memungkinkan Sultan Muhammad Salahuddin untuk menggabungkan tetangga lain, Kesultanan Dompu, di wilayahnya.
Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada bulan Agustus 1945, Sultan Bima pada mulanya menyukai republik baru. Namun, Belanda dengan cepat mengambil kembali posisi mereka sebelumnya di Sumbawa dan memaksa Muhammad Salahuddin untuk menyerahkan kembali Dompu kepada keluarga sultannya sendiri. Bersama dengan sebagian besar kepulauan timur, para sultan di pulau ditekan untuk bergabung dengan negara quasi Belanda yang baru dibuat di Indonesia Timur pada bulan Desember 1946. Negara ini akhirnya bergabung dengan Republik Indonesia Federal pada tahun 1949 dan dibubarkan pada tahun berikutnya. Sultan Muhammad Salahuddin meninggal di Jakarta pada tahun 1951. Putranya, Abdul Kahir, menjabat sebagai kepala wilayah pemerintahan sendiri (kepala daerah swapraja) pada tahun 1953 hingga 1957. Pada tahun 1958, akhirnya Kerajaan Sumbawa dihapuskan oleh republik Indonesia dan digantikan oleh struktur birokrasi modern.
Akses ke Bima
Berkunjung ke Bima kini tak lagi susah dilakukan karena beberapa pilihan mode transportasi untuk dipilih, baik melalui jalur darat maupun udara. Anda bisa memilih sesuai kebutuhan perjalanan Anda.
Pesawat
Pesawat menjadi mode transportasi favorit kebanyakan wisatawan untuk mencapai Bima karena relatif lebih cepat dan praktis. Cocok bagi Anda yang memiliki waktu terbatas.
Bandara
Jika berangkat ke Bima melalui jalur udara, Anda akan mendarat di Bandara Sultan Muhammad Salahudin. Lokasinya berada di Palibelo, Kabupaten Bima, jaraknya sekitar 1 jam perjalanan dari pusat Kabupaten Bima. Nama bandara diambil dari nama sultan terakhir Kerajaan Bima. Bandara Sultan Muhammad Salahudin merupakan bandara yang tidak terlalu besar, dengan landasan pacu berukuran 1.647 meter dengan ketinggian 1 meter di atas permukaan tanah.
Pesawat yang beroperasi
Meski mungkin tak sebesar bandara-bandara lain di kota-kota besar di Indonesia, Bandara Sultan Muhammad Salahudin tetap menerima penerbangan komersial yang dilayani oleh sejumlah maskapai penerbangan. Di antaranya adalah Garuda Indonesia, Wings Air, dan NAM Air.
Bus
Bima terhubung melalui Jalan Trans Sumbawa ke Pelabuhan Sape di timur dan Dompu di Barat Daya sampai ke Sumbawa Besar dan Taliwang di bagian barat Sumbawa. Layanan bus menghubungkan Bima ke kota-kota tetangga lainnya di Sumbawa sejauh Mataram dan Lombok.
Transportasi di Bima
Bima termasuk daerah yang mudah untuk dijangkau dengan berbagai kendaraan bermotor. Anda bisa memilih salah satu dari beberapa opsi di bawah ini.
Mobil Travel
Memang cara termudah untuk bisa berwisata dengan aman dan nyaman ketika anda berkunjung ke Bima adalah dengan menggunakan mobil travel. Agen travel biasanya juga menyediakan akomodasi dan perjalanan wisata plus kulinernya. Tak jarang mereka juga akan mengantar Anda kembali ke bandara ketika Anda akan pulang.
Angkot
Ada banyak angkutan umum yang terdapat di Bima, namun Anda disarankan untuk mencari tahu rute dan trayeknya terlebih dahulu sebelum mencoba untuk memanfaatkan moda transportasi ini. Anda bisa mencari informasi melalui website atau bertanya dengan masyarakat sekitar.
Lainnya
Ojek
Bila ingin transportasi yang lebih personal, Anda bisa menggunakan ojek yang tersedia di berbagai penjuru kota di Bima. Biasanya, ojek bisa ditemukan di berbagai pangkalan seperti di dekat pasar dan tempat-tempat wisata.
Tempat Wisata di Bima
Selain area-area yang populer, Anda wajib mengunjungi tempat wisata di bawah ini ketika sedang berada di Bima. Di antaranya adalah:
Pantai
Pantai Lambu
Area Lambu menawarkan pantai dengan pasir yang unik. Pantai yang berada di Lambu bernama Pantai Lambu dan terkenal dengan warna pasir pantai yang merah jambu, menciptakan pemandangan yang sangat menarik ketika ombak putih bergelembung menabrak pantai pasir merah muda. Anda dapat menikmati suasana dengan duduk di cottage kecil di pantai.
Untuk sampai di sini, Anda bisa naik perahu dari Sape Harbour, namun Anda perlu membayar sedikit lebih mahal daripada biaya perahu biasa. Pantai Lambu juga tidak memiliki akomodasi seperti hotel atau fasilitas umum lainnya, jadi lebih baik siapkan barang bawaan Anda sebelum datang ke pantai ini. Selain itu, Anda perlu memeriksa jadwal kapal. Pasalnya, kapal menuju Pantai Lambu tidak berangkat setiap hari, jadi jangan sampai Anda melewatkannya.
Pantai Oi Fanda
Ketika Anda ingin menikmati pemandangan yang menarik di bawah permukaan air, Bima memiliki banyak harta karun yang dapat Anda jelajahi. Salah satunya adalah Pantai Oi Fanda. Jaraknya sekitar 1,5 jam perjalanan dari Bima, tetapi setelah Anda sampai di sana, semua perjalanan panjang benar-benar sepadan.
Air jernih ditambah pantai yang indah akan membuat perjalanan Anda semua terbayar. Terutama ketika Anda memutuskan untuk mengatur tenda Anda di sini, maka Anda akan dapat menikmati matahari terbenam setelah selesai menyelam atau snorkeling, sambil memasak makanan untuk makan malam. Ini adalah pengalaman yang harus Anda coba setidaknya sekali dalam hidup Anda.
Pantai Oi Caba
Pantai Oi Caba terletak di Distrik Wera, Bima. Ia adalah salah satu tempat favorit untuk anak-anak ketika akhir pekan atau hari libur karena tempat ini memiliki keunikan tersendiri. Ketika air surut rendah, ada banyak air tawar yang keluar di antara bebatuan di pantai. Tempat ini menjadi tempat favorit untuk mencuci tubuh setelah bermain di air laut. Ketika air pasang sedang tinggi, air tawar ini akan hilang. Ini tempat yang bagus untuk bermain air dengan keluarga Anda.
Jika Anda ingin menjelajahi lebih banyak, mungkin Anda akan menemukan keindahan tersembunyi lain di situs ini. Untuk datang ke Pantai Oi Caba, mungkin perjalanannya cukup melelahkan, tetapi setelah Anda tiba di sana akan menjadi liburan yang luar biasa.
Pantai Rontu
Harta karun lain yang tersembunyi di Bima adalah Rontu Beach, sekitar 2 jam perjalanan dari pusat kota. Tidak banyak orang yang tahu situs ini, jadi ketika Anda sampai di sini Anda dapat merasakan seolah-olah pantai adalah milik Anda sendiri. Pantai Rontu tidak selebar pantai lainnya di Bima, tetapi pantai pasir putih dan air laut yang tenang akan segera memikat Anda.
Tempat ini adalah salah satu yang terbaik di Bima untuk memancing dan snorkeling karena airnya hangat dan cukup dangkal. Jika Anda berkeliling situs ini, Anda juga akan menemukan situs pertanian yang terjadi setiap satu tahun sekali ketika musim hujan di Bima.
Pantai Kalaki
Di areal bandara Bima terdapat beberapa tempat wisata menarik. Salah satunya adalah Pantai Kalaki. Pantai ini adalah tempat yang bagus untuk memercikkan air dengan anak-anak Anda atau membuat beberapa istana pasir. Pantai Kalaki memiliki banyak pasir dan membuat pantai ini tidak terlalu bagus untuk berenang. Untuk bisa berenang, Anda perlu sedikit lebih jauh dari garis pantai.
Karena itu, Anda tidak disarankan untuk berenang atau menyelam di area ini. Namun, Anda bisa menikmati pemandangan indah di lokasi, baik saat matahari terbit atau saat matahari terbenam. Kondisi sangat aman bagi anak-anak Anda untuk bermain di sekitar garis pantai karena pantai ini jarang datang ombak. Kadang-kadang, penduduk setempat juga mengadakan beberapa kompetisi menarik di sekitar pantai. Jadi, jangan lewatkan kesempatan Anda untuk masuk ke situs.
Alam
Gunung Tambora
Gunung Tambora adalah salah satu yang sangat terkenal karena erupsi besar-besaran pada tahun 1815. Kekuatan letusan itu kabarnya 7 kali lebih kuat dari bom atom. Karena letusan tersebut, 3 kerajaan telah lenyap, menewaskan lebih dari 92.000 orang hanya di Pulau Sumbawa saja. Efeknya sendiri adalah salah satu yang paling dahsyat dalam sejarah manusia. Pada tahun itu, tidak ada musim panas di Eropa karena seluruh langit diselimuti oleh abu dan debu vulkanik.
Anda masih bisa melihat efek letusan di puncak gunung, yang memiliki kaldera selebar 9 km persegi dan dengan kedalaman 1.000 meter. Tetapi, jika Anda dapat mencapai puncak gunung, Anda dapat melihat keindahan Hutan Kayu Calabai, Air Terjun Sori Panihi, dan Pantai Sanggar.
Waworada Bay
Di bagian selatan Bima, ada sebuah teluk kecil namun indah bernama Waworada Bay. Teluk ini adalah tulang punggung kehidupan ekonomi penduduk setempat. Di sana, Anda dapat melihat banyak nelayan menangkap banyak ikan, udang, cumi-cumi, kepiting, dan banyak lagi. Terkadang Anda juga dapat melihat beberapa orang bercocok tanam di sekitar situs meskipun itu hanya untuk kehidupan sehari-hari mereka dan bukan untuk dijual.
Anda dapat segera menikmati keadaan ini karena penduduk setempat sangat baik dan ramah tamah. Mereka dengan senang hati akan menemani Anda menjelajahi situs sambil menceritakan banyak kisah di belakang setiap tempat. Pemandangan indah di depan Anda akan membuat Anda tidak pernah ingin meninggalkan situs itu dengan pasti.
Tiket masuk | : gratis |
Jam operasional | : 24 jam |
Air Terjun Bombo Roi
Air terjun ini adalah salah satu tempat liburan terkenal di Bima. Terletak di Desa Roi, tidak sulit untuk menemukan situs ini karena hampir semua orang tahu tempat ini. Untuk sampai di sini, Anda bisa naik mobil atau motor. Biaya yang harus Anda persiapkan hanyalah biaya parkir seharga Rp5.000*.
Segera setelah Anda memarkir kendaraan Anda, Anda sudah bisa merasakan angin sepoi-sepoi di sekitar Anda dan suara air terjun yang akan menyegarkan pikiran stres Anda. Dan ketika Anda tiba di air terjun, jangan ragu untuk masuk ke air untuk melepaskan stres Anda.
Tiket masuk | : gratis |
Jam operasional | : 24 jam |
Lainnya
Pulau Ular
Seperti namanya, Pulau Ular memang penuh dengan ular. Bukan hanya ular biasa, melainkan ular laut berbisa dengan nama latin laticauda colubrina, salah satu ular paling berbahaya di dunia karena bisanya. Namun, ular ini sebenarnya sangat tenang dan berkepala dingin. Anda bahkan dapat menyentuh ular, tetapi tentu saja dengan penjaga penduduk setempat. Mitos mengatakan penduduk setempat harus terlebih dahulu menyentuh ular sebelum para turis dapat bergantian menyentuhnya.
Meski begitu, bukan berarti ular di Pulau Ular benar-benar jinak, Anda masih harus ekstra hati-hati dengan ular ini. Apalagi ada cukup banyak ular yang tinggal di sekitar pantai dan juga di bawah bebatuan. Semoga Anda akan menangkap beberapa momen ekstrem di sini.
*Harga bisa berubah sewaktu-waktu
Kuliner Bima
Tak hanya kaya akan wisata alamnya, Bima juga kaya akan kuliner yang lezat dan wajib dicoba ketika Anda sedang berwisata ke sana. Berikut adalah beberapa di antaranya yang harus dijajal ketika sedang melancong ke pulau populer tersebut.
Uta Palumara Londe
Uta palumara londe merupakan sajian kuliner yang terbuat dari ikan bandeng yang direndam di dalam santan yang termasuk bumbu bawang putih, bawang merah, merica merah, kunyit, dan tomat. Dengan perpaduan citarasa manis, asam, pedas dan aroma yang sangat harum, uta palumara londe sangat cocok disantap siang hari dengan sepiring nasi putih hangat.
Uta Sepi Tumis
Kuliner yang satu ini merupakan sajian khas Bima yang paling disukai penduduk asli Bima. Bahan dasarnya adalah udang kecil yang ditumis dengan asam muda, cabe, tomat, dan basil. Anda harus merasakannya saat berkunjung ke Bima. Sama seperti uta palumara londe, uta sepi tumis juga cocok sebagai lauk yang disantap dengan nasi putih.
Kahangga
Kahangga adalah kue tradisional dari Bima. Bahan dasarnya terbuat dari tepung beras dan gula. Memiliki cita rasa yang gurih dan manis, biasanya, kahangga disajikan saat sedang ada perayaan khusus di Bima. Namun, karena saat ini kahangga sudah cukup populer terutama di kalangan wisatawan, Anda dapat dengan mudah menemukannya di pasar tradisional. Harganya cukup murah, hanya dijual sekitar Rp1.000 per potong. Tak heran jika kahangga juga merupakan salah satu oleh-oleh yang cukup favorit dari Bima.
Uta Maju Puru
Bila masyarakat Jawa sangat bergantung pada daging unggas, daging rusa adalah makanan favorit masyarakat Bima. Biasanya daging diawetkan dengan cara menyentak daging dan kemudian diberi cita rasa yang khas. Daging rusa dibakar dan ditambahkan bumbu pelengkap sehingga rasanya sangat lezat dan lezat. Anda yang termasuk pecinta wisata kuliner unik wajib mencoba Uta Maju Puru. Rasanya tidak jauh berbeda dengan ayam yang biasa Anda makan.
Tota Fo'o
Tota fo'o adalah bahan saus khas Bima yang pada dasarnya terdiri dari cabai dan mangga. Rasa asam mangga dan pedas dari cabai membuatnya sangat segar dan membuat Anda ketagihan. Utamanya bagi Anda yang menyukai makanan pedas. Saus ini memang terkenal cukup pedas. Karena itu ketika makan di Bima, Anda tidak boleh melewatkan saus ini, tetapi bila Anda termasuk yang tidak bisa makan pedas, sebaiknya hindari tota fo'o karena bisa membuat lidah dan perut Anda tidak nyaman.
Bingka Dolu
Bingka dolu adalah kue khas Bima yang sangat disukai juga oleh masyarakat sekitar. Teksturnya lembut dan mudah dikunyah. Warna hijaunya berasal dari daun pandan. Anda bisa dengan mudah mendapatkan kue ini di pasar tradisional dan toko pusat oleh-oleh di Bima.
Hotel di Bima
Budget
Hotel bujet bisa dengan mudah Anda temukan di Bima, salah satunya adalah Hotel Lila Graha yang cukup populer di kalangan backpacker. Hanya dengan tarif sekitar Rp200.000-an* per malam, Anda sudah bisa beristirahat di kamar yang nyaman dengan fasilitas standar seperti tempat tidur, AC atau kipas angin, dan kamar mandi.
Menengah
Bagi yang menginginkan kenyamanan lebih, Anda tak perlu khawatir karena Bima juga memiliki sejumlah hotel kelas menengah. Untuk bisa menginap di akomodasi kelas menengah ini, Anda juga tidak perlu merogoh kocek terlalu dalam. Harga hotel Bima yang masuk dalam kategori menengah dipatok mulai dari harga Rp400.000*.
*Harga bisa berubah sewaktu-waktu
Catatan penting
Wajib menggunakan sunblock
Jangan lupa untuk menggunakan sunblock atau sunscreen setiap kali Anda hendak pergi menelusuri Kota Bima. Pasalnya, sinar matahari yang cukup menyengat tentu bisa membahayakan kulit Anda, kecuali jika Anda melakukan perjalanan wisata pada sore atau malam hari.
Jangan segan bertanya
Bagi Anda yang belum pernah berkunjung ke Bima, jangan segan untuk bertanya ke staf hotel, driver, atau warga sekitar jika Anda mengalami kesulitan untuk memahami rute perjalanan. Selain itu, peta di ponsel Anda juga dapat menjadi penyelamat agar Anda dapat lebih cepat sampai ke tempat tujuan.
Bawa payung dan baju ganti
Payung dan baju ganti adalah barang yang esensial yang wajib Anda bawa setiap kali Anda berwisata. Karena cuaca panas maupun hujan sewaktu-waktu dapat berubah, sehingga tak ada salahnya bagi Anda untuk membawa payung dan baju ekstra untuk menambah kenyamanan selama berada di Bima.
Ulasan Hotel di Bima
Agar Anda tidak salah pilih!
Temukan referensi hotel-hotel terbaik di Bima dari 2 ulasan hotel dengan nila rata-rata 4.0.
Simak ulasan terbaru dari pelanggan Pegipegi.